Pj Gubernur Aceh Buka Kegiatan Rilis Resmi Statistik BPS

Ilustrasi statistik. (Foto: Ist).

Kebijakan berbasis data ditekankan untuk mendukung pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat.

Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal Z. A., M.Si., melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh, Ir. Zulkifli, membuka kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Senin (2/12/2024). Acara ini menegaskan komitmen pemerintah Aceh terhadap penggunaan data statistik akurat sebagai landasan pembangunan daerah.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ir. Zulkifli, dalam sambutannya menyatakan bahwa data berkualitas menjadi dasar kebijakan yang tepat sasaran untuk pembangunan Aceh. Pj. Gubernur Aceh, Dr. Safrizal Z. A., yang hadir dalam sesi berikutnya, menekankan pentingnya kebijakan berbasis data dalam mengoptimalkan program pembangunan di berbagai sektor.

Data Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

BPS Aceh melaporkan inflasi November 2024 sebesar 0,37 persen secara month-to-month (m-to-m). Penyumbang utama inflasi meliputi tomat, bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga. Secara year-on-year (y-on-y), inflasi mencapai 1,55 persen dengan kontribusi utama dari emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan bawang merah.

Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh pada November 2024 meningkat 0,27 persen dibandingkan Oktober 2024, mencapai 122,11. Komoditas kelapa sawit, kopi, dan karet menjadi faktor utama kenaikan harga yang diterima petani.

Ekspor Aceh pada Oktober 2024 tercatat USD 61,14 juta, meningkat 4,96 persen dari bulan sebelumnya. Komoditas utama adalah batubara dengan tujuan ekspor terbesar ke India, diikuti Thailand dan Vietnam. Sementara itu, impor Aceh mencapai USD 58,85 juta dengan gas dari Qatar sebagai komoditas utama, menghasilkan surplus perdagangan sebesar USD 2,29 juta.

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

BPS Aceh juga mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh pada 2024 mencapai 75,36, naik 0,66 poin atau 0,88 persen dibandingkan tahun 2023. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 75,02.

Aceh menempati posisi kelima tertinggi se-Sumatera dan ke-11 secara nasional. Kota Banda Aceh memiliki IPM tertinggi di provinsi ini dengan angka 88,85, sedangkan Kota Subulussalam mencatatkan IPM terendah sebesar 70,64. Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, 20 masuk kategori IPM tinggi, sementara 3 kota lainnya, yakni Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Langsa, masuk kategori sangat tinggi.

Pentingnya Kolaborasi Statistik untuk Pembangunan

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menegaskan bahwa data berkualitas adalah fondasi dalam perencanaan dan evaluasi kebijakan pemerintah. Ia berharap penggunaan data yang kredibel dapat semakin mengarahkan pembangunan Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat, termasuk Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh Hertha Bastiawan, Kepala Biro Ekonomi Aceh Zaini Zubir, dan Kepala Dinas Pangan Aceh Surya Rayendra. Partisipasi instansi pemerintah, vertikal, dan BUMN mencerminkan sinergi lintas sektor dalam memanfaatkan statistik untuk transparansi anggaran dan keberhasilan program pembangunan.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.