Dinas Pangan Aceh Besar Siapkan Program Prioritas 2025 untuk Wujudkan Ketahanan Pangan

Kadis Pangan Aceh Besar Alyadi S.Pi MM saat membuka kegiatan Registrasi dan Sertifikasi Pelaku Usaha Tahun 2024, di Taufik Kopi Lambaro, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (22/8/2024) lalu. (Foto: MC Aceh Besar).

Dinas Pangan Aceh Besar siap melaksanakan program prioritas 2025, termasuk Gelar Pangan Murah dan edukasi keamanan pangan, guna mendukung ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat.

Aceh Besar - Dinas Pangan Aceh Besar berkomitmen melaksanakan berbagai program prioritas di tahun 2025 untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumberdaya Lokal.

Kepala Dinas Pangan Aceh Besar, Alyadi, S.Pi, MM, menyatakan bahwa komoditas pangan pokok seperti beras, cabai merah, bawang, telur ayam, daging, minyak goreng, dan gula pasir merupakan elemen penting yang mendukung stabilitas ekonomi dan sosial.

“Pangan pokok atau strategis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, menjaga ketahanan pangan, dan mendukung stabilitas ekonomi serta sosial,” ujarnya, Senin (6/1/2025) di Kota Jantho.

Salah satu program unggulan yang akan terus dilaksanakan adalah Gelar Pangan Murah (GPM). Program ini bertujuan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sekaligus menekan angka inflasi.

“Ada beberapa program yang akan kita laksanakan sebagai bentuk komitmen mendukung kemandirian pangan, salah satunya Gelar Pangan Murah yang sebelumnya kerap kita adakan,” jelas Alyadi.

Sosialisasi B2SA untuk Gizi Anak dan Edukasi Keamanan Pangan

Selain GPM, Dinas Pangan juga akan menggelar program B2SA Goes School yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) bagi anak-anak sekolah.

“Program ini penting untuk menjaga gizi anak-anak, karena banyak dari mereka lebih menyukai makanan siap saji yang nilai gizinya tidak sebanding dengan makanan yang disiapkan secara reguler,” kata Alyadi.

Selain itu, Dinas Pangan juga akan mengedukasi masyarakat melalui Sosialisasi Keamanan Pangan Segar. Program ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya konsumsi pangan segar yang sehat dan aman.

“Dinas Pangan bertugas mengawasi keamanan pangan baik sebelum maupun sesudah produksi. Hingga tahun 2024, kami sudah mengeluarkan 33 izin edar atau registrasi untuk Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri Usaha Kecil (PSAT-PDUK),” ungkap Alyadi.

Alyadi juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada nasi sebagai sumber karbohidrat utama.

“Masih banyak masyarakat yang merasa belum makan jika belum makan nasi, meskipun sudah mengonsumsi karbohidrat lain seperti mie instan. Ini sangat disayangkan karena karbohidrat itu banyak ragamnya, seperti singkong, jagung, dan kentang,” ujarnya.

Sosialisasi keamanan pangan juga ditargetkan kepada pelaku usaha pangan di Aceh Besar. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran para pelaku usaha agar mematuhi peraturan terkait keamanan pangan.

“Dengan adanya kegiatan ini, kami harap pelaku usaha lebih memahami pentingnya keamanan pangan segar dan mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku,” tutup Alyadi.

Melalui program-program ini, Dinas Pangan Aceh Besar optimis dapat mendukung ketahanan pangan yang mandiri, beragam, dan berkelanjutan di wilayahnya.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.