Pj Gubernur Safrizal: Aceh Harus Jadi Contoh Karakter Islam yang Sesungguhnya

Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, saat memberi penghargaan kepada tokoh dan lembaga yang berpartisipasi dalam pembangunan keagamaan di Provinsi Aceh pada "Malam Apresiasi Kementerian Agama" di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh, Sabtu, (4/1/2024). (Foto: Dok. Humas Pemprov Aceh).
Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA menegaskan pentingnya Aceh menjadi contoh karakter Islam yang sejati. Dalam Malam Apresiasi Kemenag, ia menekankan toleransi, kerukunan, dan tanggung jawab bersama dalam menjaga nilai-nilai Islam.

Banda Aceh - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., menegaskan bahwa Aceh, sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan Syariat Islam di Indonesia, harus mampu menjadi contoh karakter Islam yang sejati.

Pernyataan ini disampaikan Safrizal dalam sambutannya pada Malam Apresiasi Kementerian Agama, bagian dari rangkaian Hari Amal Bakti Kemenag, di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu, 4 Januari 2025.

“Sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang menerapkan Syariat Islam, masyarakat Aceh harus menunjukkan bahwa karakter Aceh adalah karakter Islam yang jujur, terbuka, amanah, dan terpercaya. Aceh harus mampu menjadi laboratorium Syariat Islam. Ini menjadi tugas kita bersama,” ujar Safrizal.

Islam Rahmatan lil ‘Alamin sebagai Landasan

Safrizal menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin di masyarakat. “Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin adalah Islam yang mengedepankan toleransi, saling menghargai, dan menjaga kerukunan antarumat beragama, sesuai dengan ajaran Rasulullah,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk merenungkan sebuah pertanyaan penting: Apakah daerah yang menerapkan Syariat Islam lebih Islami dibandingkan daerah lain yang tidak menerapkannya?

Tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas” yang diusung pada acara tersebut dianggap sangat relevan oleh Safrizal. Menurutnya, kerukunan harus dijaga dengan usaha nyata, bukan dibiarkan berjalan tanpa arah.

“Ingat, kerukunan membutuhkan upaya. Jangan menunggu konflik atau keributan terjadi baru kita bergerak. Gotong royong dan tepo seliro adalah kunci untuk menjaga kerukunan,” tegas Safrizal.

Pada malam itu, Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh dan lembaga yang berkontribusi dalam pembangunan keagamaan di Aceh. Selain itu, Safrizal bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Azhari, juga menyerahkan santunan kepada anak yatim.

Acara tersebut dihadiri tokoh masyarakat, bupati dan wali kota, kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), serta kepala kantor Kementerian Agama kabupaten dan kota se-Aceh.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.