Cucu Sultan Aceh Dorong Kerja Sama Pendidikan Internasional, Ajak Pelajar Asing Belajar ke Aceh
Cucu Sultan Aceh, Cut Putri, menjalin kerja sama dengan sejumlah negara sahabat untuk menghidupkan kembali kejayaan Aceh sebagai pusat pendidikan dunia. (Foto: Dok. Pribadi). |
Cucu Sultan Aceh jalin kerja sama pendidikan internasional, tawarkan beasiswa bagi pelajar asing untuk kuliah di berbagai kampus di Aceh.
koranaceh.net – Cucu Sultan Aceh, Cut Putri, yang juga Pemimpin Darud Donya Aceh, menggagas kerja sama di bidang pendidikan dengan sejumlah negara sahabat.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengembalikan posisi Kesultanan Aceh Darussalam sebagai pusat pendidikan dan peradaban Islam di kawasan Asia Tenggara.
“Selain program-program beasiswa bagi mahasiswa asal Aceh yang telah berjalan selama ini, kini telah tersedia beasiswa bagi para pelajar dari negara-negara sahabat yang ingin belajar ke Aceh,” ujar Cut Putri, dalam keterangan yang diterima koranaceh.net, Senin, 21 Juli 2025.
Baca Juga :
Semaraknya Khauri Hikayat MaSA di Gelar Karya Besar Hikayat Aceh dan Hamzah Fansuri
Menurutnya, beasiswa tersebut dapat diakses oleh pelajar asing yang ingin melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Aceh, seperti Universitas Serambi Mekkah, Politeknik Aceh, Universitas Muhammadiyah (Unmuha), Politeknik Aceh-Venezuela, Universitas Teuku Umar (UTU), dan Akademi Perawat Teungku Fakinah.
Salah satu kerja sama yang telah direalisasikan ialah dengan Kerajaan Pattani Darussalam, Thailand. Hasil dari kunjungan silaturahmi tahun 2023 antara Cut Putri dan keluarga kerajaan Pattani, menghasilkan program beasiswa yang mulai dijalankan pada tahun 2024. Mahasiswa asal Pattani saat ini telah memasuki tahun kedua pendidikan di Aceh.
“Hubungan persahabatan antara Aceh Darussalam dan Pattani Darussalam telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, dan program ini semakin mengeratkan persahabatan yang tak lekang oleh waktu,” katanya.
Pada tahun 2025, program beasiswa ini diperluas untuk mencakup lebih banyak pelajar dari negara-negara sahabat lainnya.
“Insya Allah ini akan terus dilaksanakan setiap tahunnya, bagi mengundang lebih banyak lagi pelajar asal negara sahabat Aceh untuk datang melanjutkan pendidikannya di Aceh,” ujar Cut Putri.
Cut Putri juga mengingatkan bahwa Kesultanan Aceh Darussalam sejak dulu dikenal sebagai mercusuar ilmu pengetahuan dan pusat pelajar dunia.
Salah satu institusi pendidikan terkenal pada masa itu adalah Jami’ah Baiturrahman di Banda Aceh yang terdiri dari berbagai fakultas atau “Daar”, seperti Daar al-Thibb (Kedokteran), Daar al-Kimya (Kimia), Daar al-Siyasah (Politik), hingga Daar al-Harbi (Ilmu Peperangan).
Baca Juga :
Integrasi Budaya dalam Pendidikan Aceh: Sebuah Keperluan Mendesak
Ia menegaskan bahwa sistem pendidikan Aceh Darussalam dirancang menyeluruh, mulai sejak anak dalam kandungan hingga akhir hayat. Pendidikan berlaku bagi seluruh bangsa Aceh, tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan.
"Bangsa Aceh adalah bangsa yang besar, yang telah melahirkan banyak tokoh pendidikan dan penyebar Islam di Asia Tenggara. Mereka adalah para tokoh agung yang telah membentuk peradaban dunia,” ujar Cut Putri.
Ia juga mengutip Qanun Meukuta Alam, konstitusi Kesultanan Aceh Darussalam, yang menjadikan Al-Quran, Hadis, Ijma’, dan Qiyas sebagai sumber hukum, termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang mampu menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan.
"Kesultanan Aceh Darussalam telah memberikan keteladanan dalam membina pendidikan. Pembinaan pendidikan Aceh Darussalam memiliki pondasi yang kokoh, dan untuk tujuan yang luhur, yaitu: ISLAM..!” tegas Cut Putri. [*]
Tidak ada komentar