Muhammad Nasir Resmi Dilantik sebagai Ketua Kagama Aceh, Dorong Kontribusi Atasi Kemiskinan

Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M. Nasir , dilantik sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Aceh, di Anjong Mon Mata komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (6/9/2025). (Foto: HO-Pemerintah Aceh).
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M. Nasir , dilantik sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Aceh, di Anjong Mon Mata komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (6/9/2025). (Foto: HO-Pemerintah Aceh).

Muhammad Nasir dilantik sebagai Ketua Kagama Aceh. Alumni UGM ini diminta bersinergi mendukung pembangunan dan menekan angka kemiskinan di Aceh.

koranaceh.net – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Muhammad Nasir, resmi dilantik sebagai Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Aceh, di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu, 6 September 2025.

Prosesi pelantikan dilakukan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI sekaligus Sekjen PP Kagama, Nezar Patria, dan disaksikan langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.

Dalam sambutannya, Nezar Patria mengajak jajaran Kagama Aceh untuk bersinergi mendukung pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya kontribusi nyata pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, terutama UMKM, demi meningkatkan daya saing Aceh.

“Sumber daya kita harus benar-benar dioptimalkan. Kita ingin Aceh sehat, berdaya secara ekonomi, dan keluar dari status daerah termiskin,” ujarnya.

Nezar menambahkan, target pemerintah menurunkan angka kemiskinan Aceh dari 12,33 persen menjadi sekitar 7 persen merupakan tantangan besar namun harus diperjuangkan. Ia mengutip pesan Presiden Soekarno tentang pentingnya cita-cita besar sebagai motivasi.

“Dengan kebersamaan dan kekompakan, Aceh bisa lebih makmur, lebih hebat di masa mendatang,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, menekankan peran penting Kagama dalam mendukung program pemerintah. Ia mengingatkan kondisi ekonomi global yang tidak menentu harus diantisipasi dengan strategi bersama.

“Dengan kepakaran anggota Kagama di berbagai bidang, saya optimistis organisasi ini mampu memberi kontribusi nyata bagi kemakmuran Aceh,” kata Mualem.

Mualem juga menggarisbawahi simbol “P” untuk Kagama: pemaju, pencipta, dan pengayom. Menurutnya, kontribusi Kagama penting agar Aceh mampu bangkit dari status daerah miskin di Indonesia. “Mari bersatu padu demi Aceh yang lebih makmur di masa depan,” pungkasnya.

Sebagai Ketua Pengda Kagama Aceh, M Nasir berkomitmen menjadikan organisasi ini mitra strategis pemerintah dalam menekan angka kemiskinan. Ia menilai kepakaran alumni UGM harus dimanfaatkan untuk merumuskan langkah taktis bersama pemerintah.

“Berdasarkan data BPS, saat ini 12,33 persen atau sekitar 700 ribu penduduk Aceh masih tergolong miskin. Kita tidak bisa membantah data itu, tetapi harus memastikan program pembangunan benar-benar menurunkan angka tersebut setiap tahun,” ujarnya.

M Nasir menambahkan, target pemerintah pusat menurunkan angka kemiskinan Aceh menjadi 6–7 persen pada 2029 harus diwujudkan.

“Meski banyak yang menilai ambisius, Kagama harus mengambil peran. Kita harus bersama-sama mendukung agar Aceh tidak lagi menyandang status daerah termiskin di Sumatera,” katanya.

Ia menegaskan, keberadaan Kagama di Aceh akan diarahkan untuk mendukung pemerintahan Mualem-Dek Fadh dalam program penurunan kemiskinan dan percepatan pertumbuhan ekonomi. “Mari kita berpikir bersama agar Aceh bisa keluar dari belenggu stigma daerah termiskin,” tutupnya. [*]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.