Mengenal Gayeng TV dan Pencetusnya Maming: Berkarya Tanpa Sekat Tanpa Batas
Gayeng TV bagi Maming selaku pendirinya adalah makna dari kemeriahan atau sebuah keriuhan. Sebuah seni harus memiliki ruang apresiasi yang harus dirayakan semeriah dan seriuh mungkin.
Tak ada seni yang dihasilkan dari ruang hampa. Ia hadir tersirat maupun tersurat membawa makna di dalamnya.
Orang-orang tentu saja akan binasa dan para seniman pada akhirnya akan meninggal dunia, namun seni terus hadir seiring waktu berjalan meski senimanya berlari menuju ketiadaan.
Aristoteles mengatakan bahwa seni adalah sesuatu yang bersifat universal, tak ada sekat dan batas yang dapat mengekangnya.
Tagline utama Gayeng TV yaitu menjadikan seni sebagai ruang keberkaryaan tanpa sekat dan batas kehidupan.
Oleh karena itu, pondasi dasar didirikannya Gayeng TV adalah sebagai sarana untuk memeriahkan seni itu sendiri.
Melalui kemeriahan dan keriuhan itu, seni tersebut hadir dan selalu tersimpan gairah hidup yang layak untuk dirayakan.
Merunut lebih dalam lagi menuju terminologi bahasa Jawa, Gayeng adalah gairah yang dilakukan untuk mengumpulkan semua leading sektor kesenian.
Kemudian dari gairah tersebut Maming ingin mengguyubkan (menyatukan) segala sektor seni ini agar kesenian dan kebudayaan di Indonesia bisa ramai tanpa sekat dan batas.
Hadir langsung dari konten yang telah diunggah di kanal Youtube Gayeng TV, sebagai medium keberkaryaan dan ruang apresiasi bagi seniman-seniman lokal dengan kegiatan yang ditampilkan secara langsung dan juga diunggah melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Hingga hari ini, Gayeng TV tetap hadir dalam konsep yang disesuaikan dengan keadaan selama pandemi, yaitu virtual interview dengan beberapa seniman lokal di kotanya.
Tidak ada komentar