Aceh Barat Perlu Bupati Mampu Berinovasi Kembangkan Potensi Wisata

Foto: Sulthan Alfaraby bersama Wakapolda Aceh dan jajaran di hari pelantikan Kapolda Aceh tahun 2020

Oleh : Sulthan Alfaraby

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002, Aceh Barat telah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2002.

Aceh Barat merupakan daerah yang berada di pesisir pantai dengan usaha di bidang perikanan dan kelautan, selain itu masyarakat Aceh Barat juga bergerak di bidang pertanian, dan perkebunan.

Hal tersebut menjadi salah satu prospek yang perlu dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat dan daerah.

Namun selain beberapa bidang tersebut sebaiknya jika Aceh Barat juga mengembangkan ekowisata (bisa berbasis bahari atau non bahari), menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan tentunya sesuai dengan Syariat Islam.

Sehingga, selain dapat dinikmati oleh wisatawan secara visual yang melibatkan pemasukan ekonomi bagi daerah, mengandung nilai-nilai pendidikan, juga para pengunjung bisa melakukan penelitian dan pembelajaran tentang alam. Ini adalah suatu hal yang dinanti-nantikan.

Menurut Hakim (2005), The World Tourism Organization (WTO), sebuah lembaga kajian dan pendukung usaha wisata antar pemerintahan mendefinisikan aktivitas wisata sebagai suatu kegiatan manusia yang melakukan perjalanan “keluar dari lingkungan asalnya” tidak lebih dari satu tahun untuk berlibur, berdagang, atau urusan lainnya.

Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2003), ekowisata adalah suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa potensi wisata, khususnya ekowisata itu sangatlah menjanjikan. Terlebih, jika Aceh Barat merupakan wilayah yang sangat strategis dan sangat cocok. Apalagi, setiap tahun ada banyak sekali orang yang berlalu-lalang di kabupaten ini.

Jika hal ini dikembangkan, maka tentunya akan lebih meningkatkan jumlah wisatawan, dan nilai perekonomian daerah.

Tentunya, hal ini tidak akan mampu diwujudkan, jika calon Bupati Aceh Barat kedepannya tidak saling bersinergi dengan seluruh stakeholder. 

Kita tentu berharap, calon Bupati Aceh Barat kedepannya lebih berinovasi dan mampu membawa Aceh Barat menuju masa keemasannya. Apa yang sudah dibangun untuk Aceh Barat selama ini oleh seluruh pihak, adalah wujud kerja keras bersama yang patut diapresiasi. Semoga apa yang menjadi progres selama ini bisa dipertahankan dan dikembangkan.

Tentunya, kita jangan hanya puas sampai disini, marilah kita implementasikan semangat juang Teuku Umar di masa lampau yang tak kenal menyerah dalam berjuang demi daerah kita sehingga sangat disegani oleh dunia luar. 

Hal ini patut diwujudkan, oleh siapapun pemimpin bagi Aceh Barat kedepannya, siapapun itu. Tidak ada yang tidak mungkin, asalkan pemimpin benar-benar berjuang sepenuhnya untuk daerah dan bukan karena kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok.

Jika kita bisa meneropong calon Bupati Aceh Barat kedepan yang memiliki ide kreatif dan inovatif, siapakah yang pantas memimpin Aceh Barat kedepannya dan mampu mengimplementasikan ekowisata demi mendongkrak perekonomian daerah secara signifikan? Nyan ban! (Wiwin).

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.