FABA Ini Seperti Cinderella Yang Sedang Menunggu Pinangan
JAKARTA – Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST, MT, di banyak negara FABA sudah berpotensi menjadi primadona baru dalam pengembangan industri. Di Indonesia, menurut Dosen ITS yang gigih melakukan penelitian terkait manfaat FABA ini, potensi abu batu bara juga semakin besar.
Ia bahkan mengibaratkan limbah batu bara yang tidak termasuk bahan beracun
berbahaya (B3) tersebut sebagai Cinderella yang tidak dirindukan. "FABA
ini seperti Cinderella yang sedang menunggu pinangan seorang pangeran,"
ungkap saat menyampaikan materi pada Webinar Forum PWI Jaya Series "Mengoptimalkan Manfaat FABA untuk
Pembangunan Ekonomi" Jumat, 9 April 2021.
Januarti Jaya
Ekaputri yang biasa disapa Yani memastikan, FABA merupakan limbah padat tak
beracun, bahkan di banyak negara limbah ini sudah memberikan manfaat ekonomis
bagi warganya.
Yani menegaskan,
penelitian yang dilakukannya selama ini, FABA setidaknya dapat menghasilkan
bahan konstruksi alternatif yaitu menggantikan tanah liat dengan fly ash
sebagai bahan pembuatan batu bata merah untuk perusahaan batu bata.
Yani menegaskan,
pemanfaatan limbah nonB3 ini sebagai bahan baku yaitu pemanfaatan limbah nonB3
khusus seperti fly ash batubara dari kegiatan PLTU dengan teknologi boiler
minimal CFB (Ciraiating Fluidi"zed Bed) dimanfaatkan sebagai bahan baku
kontruksi pengganti semen pozzolan.
Yani menguraikan,
FABA juga memenuhi persyaratan teknis sebagai material yang digunakan untuk
produksi material bangunan, mengurangi polusi dan mengurangi ruang landfill.
“Selain untuk bahan konstruksi bangunan, FABA juga dapat dimanfaatkan untuk
perkebunan dan peternakan. Dan semua itu sudah saya ujicoba sendiri,” kata
Yani.
Di beberapa
negara, kata dia, FABA juga telah dimanfaatkan sebagai material konstruksi
seperti untuk campuran semen dalam pembangunan jalan, jembatan, dan timbunan,
reklamasi bekas tambang, serta untuk sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan. Bahkan tingkat pemanfaatan FABA di negara-negara itu sudah cukup
tinggi, berkisar antara 44,8 persen - 86 persen []
Tidak ada komentar