Manfaat Puasa; Membentuk Pribadi Bertaqwa dan Berakhlak Mulia

 

Foto: Fauzi Umar

Oleh: Fauzi Umar

Pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan hakikatnya bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang bertaqwa. Taqwa dalam pandangan Islam mempunyai dimensi ideologis yang sangat mendalam yaitu hamba Allah yang diberi amanah khalifatullah untuk mengelola bumi beserta alam sekitarnya, menyebarkan kebenaran dan kebaikan untuk kemaslahatan ummat. 

Ibadah puasa mengajarkan manusia untuk menahan diri dari rasa lapar dan mengendalikan hawa nafsu meskipun perbuatan itu halal dilakukan.  

Puasa juga mengajarkan untuk hidup sederhana dan jujur, karena itu orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh dan orang yang bertaqwa merupakan pribadi yang tangguh dan tahan terhadap berbagai goncangan persoalan kehidupan yang dihadapi.

Puasa dapat menjadi perisai bagi seorang muslim dalam mengendalikan niat, perilaku, pola pikir, ucapan, dan tindakan. Sesungguhnya orang yang perpuasa sedang memperkokoh hubungan dengan Allah SWT dan meningkatkan derajat ketaqwaan.

Derajat ketaqwaan diperoleh setelah ummat Islam mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai musuh terbesar seorang muslim.  Keberhasilan melawan hawa nafsu melahirkan seseorang yang memiliki akhlak terpuji yang diimpelementasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ibadah puasa ditinjau dari sudut pandang ilmu biologi dan kesehatan juga memiliki banyak manfaat, diantaranya memberikan perlindungan dan pertahanan tubuh dari berbagai penyakit

Selain itu puasa juga dapat mengusir berbagai macam bakteri yang merusak kesehatan, mengobati sakit yang berkembang dalam tubuh yang disebabkan oleh kekenyangan yang berlebihan. Puasa sangat berguna bagi kesehatan dan sangat membantu untuk dapat hidup sholeh dan takwa.

Hakikatnya ibadah puasa memiliki dua dimensi penting yaitu: dimensi intrinsik dan ekstrensik. Kedua dimensi tersebut adalah nilai-nilai yang menjadi tolak ukur keberhasilan ibadah puasa.

Dimensi intrinsik adalah sebuah format pembentukan tanggung jawab pribadi dalam menjalani praktek kehidupan dalam keseharian, sedangkan dimensi ekstrensik dapat membentuk tanggung jawab dan interaksi sosial dalam bermasyarakat.

Nilai keduadimensi berfungsi sebagai pelatihan diri menahan segala godaan,menahan kesabaran dan konsisten dalam mengendalikan dorongan atas proses penyadaran akan adanya hikmah kemanusiaan yakni perasaan kemanusiaan akan derita menahan lapar.

Islam memandang manusia dari dua perspektif. Pertama, mahluk suci dan mulia sebagaimana firmannya dalam surah At-Tin ayat 4:

 Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan dalam surah Al-Isra ayat 70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

Bentuk kesucian manusia terlihat dari penyebutan hati (qalbu) dengan istilah nurani yang berasal dari kata ‘nuur’ artinya cahaya, dengan demikian Ketika menyebut ‘hati nurani terkandung maksud bahwa hati memiliki kemampuan untuk ‘mencahayai’ atau ‘menerangi’ jalan hidup kita.

Itulah sebabnya Rasulullah SAW ketika ditanya sahabat Wabisah al Ashadi tentang cara membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan buruk, beliau menjawab: Tanyalah kepada hatimu!”

Kedua, Islam memandang manusia sebagai mahluk lemah, sebagaimana dalam surah An-Nisa ayat 4 “… dan manusia dijadikan bersifat lemah”.

Kelemahan manusia yang dimaksud adalah kelemahan jiwa. Terbukti manusia mudah tergoda untuk berbuat dosa sehingga mengotori kesucian jiwanya. 

Allah dengan sifat Rahman dan RahimNya selalu memberi kesempatan dan memberi banyak sekali fasilitas untuk membersihkan diri dan keluar dari dosa.

Kesempatan untuk membersihkan diri dan keluar dari dosan tersebut diantaranya dengan istighfar, shalat lima waktu serta yang paling istimewa adalah Ramadhan sebagaimana sabda Rasulullah: Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka akan diampuni segala dosanya di masa lalu dan di masa yang akan datang.” (H.R. Ahmad)

Penulis : Alumni IPB University dan Staf PT. PEMA Holding (Perseroda)

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.