Maulid: Khanduri Keu Pang Ulee Nabi Muhammad SAW
Oleh: Nab Bahany As
Sejak dahulu, khanduri Maulid bagi orang Aceh tidak boleh
asal-asalan. Karena khanduri Maulid ini
bagi orang Aceh dimaknai sebagai khanduri kepada 'Pang Ulee'.
Khanduri kepada 'Pang Ulee' yang dimaksudkan oleh orang Aceh
ini, adalah khanduri memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal),
sebagai Penghulu (Pang Ulee) dari nabi-nabi sebelumnya.
Oleh sebab itu, khanduri Maulid bagi orang Aceh biasanya tidak
dilaksanakan alakadarnya (hanya memadai dengan nasi kotak), melainkan khanduri
Maulid ini tiap tahun dilakukan orang Aceh dalam bentuk khanduri besar.
Tidak ada kaitan bagi orang Aceh terhadap berbagai pendapat
yang menganggap bahwa khanduri Maulid ini "mubazir", atau macam-macam
pendapat miris yang merendahkan pelaksanaan khanduri Maulid itu.
Kenduri Maulid bagi orang Aceh tetap sebuah keyakinan tentang
bagaimana sejatinya orang Aceh merefleksikan kecintaannya kepada Rasulullah,
sebagai Penghulu dari Nabi-Nabi yang lain sebelumnya.
Bagi orang Aceh dahulu, untuk mempersiapkan khanduri Maulid
ini, biasanya tidak satu bulan atau dua bulan, namun jauh-jauh sebelum memasuki
penanggalan 12 Rabiul Awal, orang Aceh sudah berniat untuk dapat melaksanakan khanduri
Maulid atau khanduri kepada 'Pang Ulee' dalam memasuki bulan Rabiul Awal
nantinya.
Hal itu dapat dilihat dari kebiasaan orang Aceh dulu, bila
mereka memelihara ternak, ternak-ternak yang dipelihara itu dimunajadkan
(diniatkan), agar ternak-ternak yang dipelihara itu dapat selamat dari segala
gangguan penyakit, sehingga ternak-ternak tersebut dapat disembelih untuk dikhandurikan
kepada 'Pang Ulee'.
Demikian pula bila orang Aceh menanam sesuatu, juga
dimunajadkan agar tanaman tersebut dapat dipanen nantinya untuk bisa
dikendurikan kepada 'Pang Ulee'.
Dalam bentuk yang lain, juga dapat dilihat bagaimana bentuk
keseriusan orang Aceh dalam mempersiapkan Khanduri Maulid adalah dalam bentuk
menu makanan yang dihidangkan.
Menu-menu yang disiapkan itu benar-benar menu-menu pilihan.
Bukan sekedar menu alakadarnya. Sehingga hidangan-hidangan khanduri Maulid di
masa dulu di Aceh betul-betul mewah dengan penganan khas menu khanduri Maulid.
Dalam satu hidangan khanduri Maulid dulu, ada menu daging
bebek masak putih, masak merah, dan lain sebagainya. Demikian pula daging ayam,
ada yang dipanggang, direndang, masak kari dan sebagainya.
Semua menu itu, masing-masing diletakkan dalam piring (cipe)
dan disusun dalam sebuah hidangan. Terkadang dalam sebuah hidangan (dang) itu
terdiri dari 60 piring menu di dalamnya. Mewah sekali.
Bayangkan, terkadang satu hidangan khanduri Maulid dulu dapat
dinikmati oleh satu kampung orang yang diundang. Begitu orang Aceh dulu
melaksanakan khanduri Maulid. Sekarang bagaimana?.
*Penulis adalah Budayawan Aceh, menetap di Banda Aceh.
Tidak ada komentar