Tutup Usia 80 Tahun Badruzzaman Wariskan Berbagai Literasi dan Kebijakan Peradilan Adat Aceh

Kolase buku dan foto almarhum H. Badruzzaman Ismail, SH. M. Hum.

Banda Aceh - Mantan Ketua Majelis Adat Aceh H. Badruzzaman Ismail, SH, M. Hum tutup usia 80 tahun, beragam kiprah sangat berfaedah dari pemikiran almarhum antaranya buku-buku literasi adat Aceh, di bidang hukum adat, sosok yang ramah dan menguasai seluk beluk peradilan Adat Aceh di usia jelang wafatnya sempat memperjuangkan kasus pengambilalihan kepemimpinan MAA Aceh oleh Nova Iriansyah yang saat itu menjabat Gubernur Aceh hingga memenangkan Kasasi di Mahkamah Agung RI, Jumat (18/11/2022).

Sosok intelektual yang disegani penguasa di Aceh, Badruzzaman juga dikenal sangat intens menyoal peran adat Aceh agar dapat bertahan sebagai suatu khazanah utama yang sekaligus nilai keistimewaan Propinsi Aceh, sehingga peradilan Adat Aceh pada 2016 berhasil menjadi satu-satunya peradilan adat di Indonesia yang mendapatkan legasi dari BAPPENAS, kemudian menjadi rujukan bagi propinsi lain untuk studi peradilan adat di Aceh.

Pernah wakil rektor Abulyatama, wakil rektor di IAIN Ar-Raniry pada masa rektor Safwan Idris almarhum, juga peran akademik di Unsyiah khususnya ilmu hukum Adat Aceh, sosok tokoh Aceh Badruzzaman juga disegani negeri jiran sebab kepiawaiannya dalam menguasai adat budaya Aceh dan adat budaya nusantara.

Puluhan buku sebagai peninggalan warisan literasi Badruzzaman patut menjadi kajian dalam memahami seluk beluk Adat dan Kebudayaan Aceh, salah satu buku yang memuat tentang pengalaman selama berkiprah di bidang adat Aceh dapat diketahui lewat bukunya bertajuk Refleksi Otobiografi 75 Tahun Badruzzzman Ismail, terbitan Majelis Adat Aceh.

Saat diwawancarai di rumah duka, Kamis, 17 November 2022 sore di bilangan Gampong Geuceu Ilie, Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh, anak ketiga almarhum mengutarakan kronologi jelang meninggal Badruzzaman. 

Selama lebih kurang dua pekan tiga hari sebelum mangkat, almarhum sempat dirawat di rumah sakit dan menjalani rawat inap di rumah, kekurangan energi-nutrisi, lemas dan pengaruh sakit lambung yang sempat diderita Badruzzaman sebelum menghembuskan nafas terakhir.

"Bapak Badruzzaman merupakan tokoh yang telah berdomisili lama di Gampong Geuceu Ilie, selama hari tua, beliau pun tetap menetap di rumah Geuceue, sehingga keluarga besar memutuskan untuk memakamkan beliau di Gampong Geuceu ini, meninggal di rumah, prosesi fardhu kifayah mulai dari memandikan, mengafankan hingga mensalatkan dilakukan di Meunasah Al-Muttaqin. Dusun Cempaka Putih usai pelaksanaan salat jamaah Zuhur.

Meninggal sekitar pukul 10.00 WIB, almarhum meninggalkan 4 anak kandung, 10 cucu, salah satu anak yang seluruhnya 5 orang telah meninggal lebih dahulu. Sejak tahun 1976 telah menetap di Geuceue Ilie, sehingga keluarga besar Badruzzaman termasuk istri dan anak-anaknya menetap di Banda Aceh.

"Beliau ingin di akhir hayatnya, semua karya beliau ingin dapat digunakan sebagai catatan pembelajaran bagi generasi-generasi seterusnya, beliau juga berpendapat bahwa untuk membangun Aceh, tidak hanya semata harus menunggu dari pemerintah pusat, namun pemerintahan gampong juga dapat berperan, mengambil nilai-nilai masa lalu khususnya adat Aceh dapat menjadi jalan alternatif dalam pembangunan," papar anaknya.

Saat media ini melayat ke rumah duka, ditemani dua tokoh Aceh; Nab Bahany dan Sarjev terlihat suasana rumah duka jelang magrib masih dikunjungi para kolega, sahabat dan keluarga. Masyarakat Aceh merasa turut simpati dan duka cita atas kehilangan sosok yang pemberani dan kokoh pendiriannya dalam membela keistimewaan adat budaya Aceh.

"Buat saya pribadi, sosok Badruzzaman khususnya dalam perkara yang menjerat Nova Iriansyah terhadap mantan Ketua MAA Aceh Terpilih periode 2018-2023 setelah Kasasi di tingkat MA RI perjuangan dirinya merupakan suatu peristiwa 'penzaliman yang sempurna' apalagi hingga saat ini belum ada titik penyelesaian, almarhum telah berjuang hingga detik terakhir dengan semangat tinggi, beberapa bulan terakhir proses PK di PN Banda Aceh masih beliau perjuangkan, semoga khusnul khatimah almarhum, aamiin," ujar Nab Bahany berefleksi simpatik.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.