Aceh International Forum 2024: Refleksi Dua Dekade Pasca Tsunami Aceh
![]() |
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA (tengah), foto bersama panitia pelaksana Aceh International Forum (AIF 2024) selepas acara. (Foto: Ist). |
Dua dekade pascatsunami, Aceh kembali merefleksikan pelajaran berharga melalui Aceh International Forum (AIF) 2024. Forum ini tak hanya mengenang tragedi besar, tetapi juga menyiapkan Aceh menghadapi bencana di masa depan.
Banda Aceh - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menegaskan bahwa peringatan 20 tahun tsunami Aceh adalah momen penting untuk merefleksikan pelajaran berharga dari salah satu bencana terbesar dalam sejarah dunia.
“Peringatan ini bukan hanya tentang mengenang tragedi yang merenggut lebih dari 200 ribu nyawa, tetapi juga untuk memastikan kesiapsiagaan dan kolaborasi dalam menghadapi bencana di masa depan,” ujar Safrizal dalam konferensi pers Aceh International Forum (AIF) 2024 di Pendopo Gubernur, Sabtu, 21 Desember 2024.
AIF 2024, yang menjadi bagian dari rangkaian acara peringatan dua dekade tsunami Aceh, akan fokus pada dua topik utama: pelajaran dari tsunami dan refleksi proses penanganan selama dua dekade terakhir.
Safrizal menekankan pentingnya forum ini dalam menghasilkan rekomendasi strategis yang bermanfaat di tingkat nasional maupun internasional. “Pengalaman Aceh dalam penanganan bencana dapat menjadi basic example atau contoh dasar bagi negara lain dalam menghadapi situasi serupa,” katanya.
Ia juga mengapresiasi kerja sama antara pemerintah daerah, perguruan tinggi seperti UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Universitas Teuku Umar, serta berbagai pihak lain yang berkontribusi dalam forum ini. “Model manajemen bencana Aceh telah terbukti efektif dan bisa menjadi inspirasi bagi dunia internasional,” tambah Safrizal.
Tiga Tema Utama: Agama, Kebersamaan, dan Kemanusiaan
Ketua Panitia Pelaksana AIF 2024, Saifuddin A. Rasyid, menjelaskan bahwa forum ini dirancang sebagai refleksi pembangunan Aceh selama dua dekade terakhir. Selain itu, AIF juga menjadi wadah diskusi tentang masa depan Aceh dan mempromosikan Aceh sebagai wilayah yang maju dan ramah pengunjung.
“Pelaksanaan AIF 2024 mengusung tiga tema utama, yakni Agama, Kebersamaan, dan Kemanusiaan. Ketiga aspek ini harus berjalan seiring dan saling menguatkan demi kemajuan yang berkelanjutan,” ujar Saifuddin.
Kegiatan yang berlangsung pada 23-25 Desember 2024 ini melibatkan kolaborasi antara UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, dan Pemerintah Aceh. Acara tersebut juga dihadiri tokoh dunia dan nasional, termasuk duta besar, pejabat negara sahabat, serta menteri dan wakil menteri dari Kabinet Indonesia Maju.
Rangkaian acara AIF 2024 meliputi seminar internasional, round table meeting, pameran internasional, sunatan massal, dan peluncuran buku.
“Forum ini bukan hanya refleksi, tetapi juga langkah penting untuk menyusun strategi masa depan yang lebih baik bagi Aceh,” tutup Saifuddin.
Tidak ada komentar