Aceh International Forum 2024: Refleksi 20 Tahun Pasca Tsunami
Aceh International Forum 2024 menjadi momen refleksi perjalanan panjang tersebut, dihadiri tokoh nasional dan internasional, serta membawa semangat perdamaian dan kebersamaan.
Banda Aceh - Pemerintah Aceh bersama seluruh rakyatnya menyampaikan apresiasi mendalam atas partisipasi berbagai negara dan lembaga donor dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa dan tsunami 2004.
Hal ini disampaikan Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, saat membuka Aceh International Forum 2024 yang mengusung tema "Religion, Togetherness, and Humanity" di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin, 23 Desember 2024.
"Aceh than’s the world. Pemerintah dan seluruh masyarakat menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh negara dan lembaga donor atas partisipasinya pada proses rekonstruksi di Bumi Serambi Mekah pasca bencana gempa dan tsunami 2004 silam," ujar Safrizal.
Forum ini dihadiri oleh tokoh nasional, duta besar, konsulat jenderal negara sahabat, dan perwakilan lembaga donor. Pj Gubernur Aceh mengungkapkan betapa besar dampak bencana tersebut yang menelan lebih dari 230 ribu jiwa, menghancurkan infrastruktur, dan mengubah kehidupan masyarakat selamanya.
“Bencana tersebut bukan hanya meninggalkan duka yang mendalam, tetapi juga mengajarkan kita banyak hal tentang kemanusiaan, solidaritas, dan kebersamaan. Dunia menyaksikan bagaimana Aceh yang luluh-lantak bangkit kembali dengan semangat kebersamaan yang luar biasa,” tegas Safrizal.
Solidaritas Lintas Batas
Safrizal menyoroti peran besar dunia internasional dalam memulihkan Aceh. Organisasi seperti Catholic Relief Service (CRS), Islamic Relief, Turkish Red Crescent, dan GIZ Jerman, bersama berbagai pihak lainnya, turut andil dalam proses rekonstruksi Aceh.
Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, saat menyampaikan kata sambutan. (Foto: Dok. Humas Pemprov Aceh). |
Pj Gubernur Aceh tersebut juga menyampaikan kebanggaan atas capaian Aceh dalam bangkit dari keterpurukan. “Proses pemulihan Aceh dari 2005 hingga 2009 adalah bukti nyata bahwa dengan kebersamaan dan gotong royong, kita mampu bangkit. Aceh hari ini adalah simbol ketahanan, kedamaian, dan harapan,” tambahnya.
Dialog dan Moderasi Beragama
Aceh International Forum 2024 menjadi momentum untuk mempererat kerja sama internasional melalui dialog lintas agama dan kebudayaan. “Moderasi beragama adalah kunci penting untuk menjaga harmoni dalam keberagaman,” jelas Safrizal. Ia juga menegaskan bahwa Syariat Islam di Aceh diterapkan dengan prinsip Rahmatan Lil Alamin, menciptakan keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Wakil Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Stella Christie, turut memberikan pandangannya. Ia menegaskan besarnya peran Aceh dalam eksistensi Indonesia. “Dengan segala potensi dan sumber daya alam yang dimiliki, perekonomian Aceh mampu bangkit dan menjadi lebih sejahtera,” ujar Stella.
Wamenristekdikti, Stella Christie, menghadiri Aceh International Forum 2024. (Foto: Dok. Humas Pemprov Aceh). |
Pj Gubernur Aceh menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendukung kegiatan seperti Aceh International Forum. “Semangat kebersamaan yang kita bangun di forum ini semoga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian,” pungkasnya.
Acara ini menjadi pengingat betapa pentingnya solidaritas global dalam menghadapi tantangan bersama, sekaligus merefleksikan perjalanan Aceh dalam membangun kembali harapan dari kehancuran.
Tidak ada komentar