Fajran Zain: Mualem-Dek Fadh Bertekad Wujudkan Aceh yang Toleran dan Inklusif

Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf dan Fadhlullah. (Foto: koranaceh.net).

Mualem-Dek Fadh berkomitmen menjadikan Aceh sebagai daerah toleran dan inklusif, memberikan peluang setara untuk semua warga, termasuk minoritas. Dukungan dari berbagai elemen masyarakat diharapkan menguatkan visi ini.

Banda Aceh - Pasangan gubernur dan wakil gubernur Aceh terpilih, Muzakkir Manaf (Mualem) dan Fadhullah (Dek Fadh), berkomitmen menjadikan Aceh sebagai daerah yang toleran, inklusif, dan memberikan kesempatan setara bagi seluruh warganya, termasuk kaum minoritas.

“Visi pasangan ini adalah mewujudkan Aceh yang mengayomi semua kelompok masyarakat, tanpa memandang agama, etnis, maupun status sosial,” ujar Fajran Zain, anggota tim penyusunan visi-misi Mualem-Dek Fadh, pada Rabu, 25 Desember 2024 lalu.

Fajran menegaskan bahwa pasangan ini memastikan tidak ada ruang untuk diskriminasi, baik terhadap muslim maupun non-muslim, atau memprioritaskan etnis tertentu. “Mualem dan Fadhullah berkomitmen membangun kebersamaan tanpa membedakan etnis,” katanya.

Pengelolaan partai di bawah kepemimpinan Mualem yang mencerminkan keberagaman, tutur Fajran, membuktikan bahwa Mualem adalah sosok toleran dan egaliter.

Dengan motto “Mualem untuk Kita Semua”, pasangan ini bertekad menjadikan Aceh sebagai daerah yang merepresentasikan nilai-nilai kebersamaan, di mana setiap warga, baik mayoritas maupun minoritas, memiliki peluang yang sama di bidang pendidikan, pekerjaan, hingga hak politik.

Keterlibatan Kelompok Minor & Harapan Masa Depan Toleransi di Aceh

Di tempat terpisah, Ketua Yayasan Hakka Aceh, Kho Khie Siong alias Aky, memuji peningkatan keterlibatan masyarakat minoritas, khususnya Tionghoa, dalam kehidupan politik Aceh. “Peluang bagi masyarakat minoritas untuk bergabung dalam partai politik kini semakin terbuka. Ini memberikan ruang bagi semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah,” katanya.

Aky juga menilai bahwa kebijakan di bidang agama dan politik, meskipun belum sempurna, masih dalam batas wajar dan tidak mengganggu hubungan antarkelompok masyarakat. “Meskipun ada qanun yang dianggap kurang memihak, kami tetap dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan, seperti dalam pembahasan qanun,” jelasnya.

Lebih lanjut, Aky berharap pemerintah Aceh ke depan memperluas keterlibatan masyarakat minoritas, terutama di bidang keahlian mereka seperti bisnis dan investasi. “Masyarakat Tionghoa memiliki banyak potensi di bidang ini. Mereka bisa diberdayakan untuk menarik investor dari luar yang dapat berkontribusi dalam pembangunan Aceh,” katanya.

Aky juga mengapresiasi hubungan harmonis antarumat beragama di Aceh, yang terlihat dalam perayaan Natal yang berlangsung aman dan damai. “Toleransi antar umat beragama di Aceh terjalin dengan baik. Semoga ini terus dijaga dan ditingkatkan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kerukunan,” harapnya.

Dengan visi yang inklusif dan dukungan dari berbagai pihak, pasangan Mualem-Dek Fadh diharapkan mampu membawa Aceh menuju masa depan yang lebih toleran dan merangkul semua kelompok masyarakat.


Sumber: ajnn.net

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.