Sidang Isbat Penentuan Idulfitri 2025 Digelar Hari Ini, Hilal Dipantau di 33 Titik

Petugas mengarahkan teleskop ke titik pengamatan hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jalan Basmol Raya, Jakarta Barat, pada Rabu (22/3/2023) silam. (Foto: Kompas/Fakhri Fadlurrohman).
Petugas mengarahkan teleskop ke titik pengamatan hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jalan Basmol Raya, Jakarta Barat, pada Rabu (22/3/2023) silam. (Foto: Kompas/Fakhri Fadlurrohman).

Sidang isbat Kemenag digelar hari ini untuk menetapkan Idulfitri 2025. Hilal diprediksi sulit terlihat, dan Idulfitri kemungkinan jatuh pada 31 Maret.

koranaceh.net Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025, bertepatan dengan 29 Ramadan 1446 H. Sidang ini akan menentukan kapan umat Islam di Indonesia merayakan Idulfitri 2025.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengatakan pemantauan hilal atau rukyatul hilal Syawal akan dilakukan di 33 titik di seluruh Indonesia.

Baca Juga :
Pemkab Aceh Besar Gelar Shalat Idul Fitri dan Pawai Takbir, Masyarakat Diajak Rayakan dengan Khidmat

"Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijah," kata Abu dalam keterangan resminya, Selasa 18 Maret 2025. Namun, pemantauan hilal di Bali tidak dilakukan karena bertepatan dengan perayaan Nyepi.

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB, yang dihadiri oleh perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, ormas Islam, LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, serta instansi terkait lainnya.

Setelah magrib, sidang isbat digelar secara tertutup dan hasilnya akan diumumkan dalam konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar sekitar pukul 18.45 WIB.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan metode hisab hakiki dengan kriteria Wujudul Hilal.

Baca Juga :
50 Kafilah Masjid di Banda Aceh dan Aceh Besar Meriahkan Pawai Takbir Keliling Idul Fitri 1446 Hijriah

"Hisab memiliki fungsi dan kedudukan yang sama dengan rukyatul hilal sebagai pedoman penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah," kata Sayuti, mengacu pada keputusan Musyawarah Nasional Tarjih ke-23 di Padang pada 2003.

Terpisah, melansir Antara, Abu Rokhmad juga memprediksi bahwa Idulfitri kemungkinan besar jatuh pada 31 Maret 2025. "Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan insyaallah (Idulfitri) kita akan sama, yaitu di tanggal 31 Maret," ujar Abu, pada Jumat pekan lalu.

Menurut Abu, secara astronomis, pada 29 Ramadan 1446 H belum terjadi ijtimak, dengan posisi hilal masih di bawah ufuk antara -3 hingga -1 derajat. Artinya, secara teori, hilal tidak mungkin diamati.

"Posisi hilal juga belum memenuhi kriteria imkanur rukyat berdasarkan musyawarah Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat," jelasnya.

Meskipun demikian, pemerintah tetap melakukan pemantauan hilal di 33 titik di seluruh Indonesia untuk memverifikasi perhitungan hisab.

"Meskipun tidak dapat diamati, rukyatul hilal tetap kami lakukan karena merupakan ajaran Islam. Yang kedua, juga saya kira syiar Islam, ketiga, juga merupakan bagian dari layanan keagamaan dari pemerintah," tukas Abu. []

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.