Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia, Ancaman Serius bagi Perempuan dan Peringatan Keras Untuk Orang Tua Menjaga Anak-Anaknya

Hafizhuddin Islamy
*Alumni prodi PAI UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Indonesia kini seperti berjalan di tengah badai tanpa pelindung. Payung hukum yang seharusnya menaungi justru berlubang, diterobos oleh arus kekerasan seksual yang tak kunjung surut.

koranaceh.net Indonesia darurat kekerasan seksual, rasanya ungkapan ini cocok untuk menggambarkan kondisi Indonesia hari ini. Kekerasan seksual di Indonesia semakin hari, semakin menjadi-jadi. Korban yang menjadi sasaran berasal dari berbagai latar belakang mulai dari anak di bawah umur, santri, mahasiswi hingga pasien yang ingin mendonorkan darah di rumah sakit.

Pelaku kekerasan seksual juga berasal dari instansi-instansi pengayom masyarakat. Betapa terkejutnya masyarakat Indonesia saat viral berita anak dibawah umur yang diperkosa oleh seorang kapolres. Di kasus yang lain ada seorang santri yang sedang mengenyam pendidikannya di sebuah pondok pesantren malah harus menjadi korban dari perbuatan bejat kyainya.

Baca Juga :
Berbagi dan Menawarkan Makanan dalam Tradisi Masyarakat Aceh

Belum lagi baru-baru ini seorang mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang guru besar di sebuah universitas ternama. Dan yang paling terbaru kita dikagetkan dengan pelecehan yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap seorang pasien yang hendak mendonorkan darahnya di sebuah rumah sakit di Bandung.

Ini hanyalah deretan kecil dari banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia. Melihat dari maraknya kekerasan seksual tersebut, menunjukkan seakan-akan sudah tidak ada lagi tempat yang aman di negeri ini untuk berlindung dari predator seksual.

Hal ini mengingat bahwa pelaku-pelaku kekerasan seksual berasal dari mereka-mereka yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat. Bagaimana jadinya negeri ini jika orang-orang seperti polisi yang seharusnya memberikan rasa aman kepada masyarakat, kyai yang harusnya menjadi panutan bagi santrinya, seorang guru besar yang harusnya bisa memberikan edukasi untuk mahasiswanya.

Bahkan seorang dokter yang harusnya mengobati pasien tapi malah oknum-oknum tersebutlah yang menjadi pelaku utama dari kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi akhir-akhir ini.

Baca Juga :
Ramai-ramai "Kabur Aja Dulu"

Dari sini kita belajar bahwa pelaku-pelaku kekerasan seksual hari ini tidak memandang profesi, jabatan ataupun tingginya jenjang pendidikan yang dianutnya. Para pelaku bisa ada dimana mana mulai dari ruang publik sampai fasilitas-fasilitas publik seperti rumah sakit, pesantren, sekolah, lingkungan kampus dan tempat-tempat lainnya.

Kita hanya memiliki satu sama lain hari ini. Sudah saatnya orang tua khususnya, mereka yang memiliki anak perempuan untuk lebih memberikan perhatian akan keamanan anaknya. Apalagi jika anak perempuannya tersebut tidak tinggal bersama orang tua karena sedang bekerja atau pun menempuh pendidikan.

Bagi orang tua yang punya anak laki-laki, didiklah anak anda dengan pendidikan yang benar. Jangan sampai anak anda menjadi salah satu dari pelaku pelecehan seksual nantinya. Pilih lembaga pendidikan terpercaya untuk mereka dan terus awasi lingkungan pergaulan mereka guna mencegah mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.

Terus meningkatnya kasus kekerasan seksual seperti sekarang ini juga harus menjadi perhatian khusus bagi para penegak hukum dan pembuat kebijakan. Pemerintah dalam hal ini juga tidak boleh hanya tinggal diam melihat kondisi ini.

Rakyat butuh kenyamanan, jaminan keamanan dan perlindungan dari hal-hal seperti pelecehan seksual. Jika pemangku kekuasaan, orang yang harusnya membuat kebijakan dan para penegak hukum sudah tidak bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat maka kemana lagi rakyat harus mencari perlindungan?

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.