Pengusaha Asal Lhokseumawe Siap Bangun Pabrik Minyak Goreng Pertama di Aceh
PT Flora Agung bakal bangun pabrik minyak goreng pertama di Aceh senilai Rp156 miliar. Mulai operasional akhir 2025 di KEK Arun.
koranaceh.net – Pengusaha muda asal Lhokseumawe yang kini berdomisili di Jakarta, Ivansyah, mengumumkan rencana pembangunan pabrik minyak goreng pertama di Aceh melalui perusahaannya, PT Flora Agung Grup.
Pabrik tersebut direncanakan dibangun di kawasan KEK Arun, dengan nilai investasi awal antara Rp100 hingga Rp156 miliar.
Baca Juga :
Aceh Jajaki Investasi Sektor Agribisnis dan Industri Kelapa Sawit
Bersama PT Flora Agung
Rencana pembangunan ini disampaikan Ivansyah dalam diskusi bersama Pemerintah Aceh mengenai potensi kerja sama sektoral yang berlangsung di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, Rabu, 30 April 2025.
Selain pabrik minyak goreng, perusahaan ini juga akan membangun fasilitas refinery yang memproduksi langsung dari bahan baku kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), dengan kapasitas produksi 1.000 hingga 1.500 ton per hari.
"Satu wilayah mungkin investasinya Rp1,5 triliun dengan produksi 1000–1500 ton per hari," kata Ivan.
Pembangunan ini, sebutnya, merupakan bagian dari upaya menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam Aceh, agar masyarakat dapat menikmati produk akhir tanpa harus tergantung pada pasokan dari luar daerah.
Ivan juga menyatakan PT Flora Agung Grup saat ini telah memiliki lima pabrik yang tersebar di empat wilayah di Pulau Jawa dan satu di Sumatra. Perluasan ke Aceh menjadi bagian dari ekspansi besar yang juga mencakup penambahan pabrik di Sulawesi dan Kalimantan.
"Saya bercita-cita masyarakat Aceh bisa menikmati hasil kekayaan alamnya sendiri tanpa harus dikirimkan keluar dan kembali hanya sebagai penikmat," ujarnya.
Untuk pembangunan refinery, terang Ivan, dibutuhkan lahan seluas 10–15 hektare. Saat ini, pihaknya tengah menjajaki dua lokasi potensial di Pantai Timur dan Pantai Barat Aceh, meskipun prioritas awal tetap di KEK Arun.
"Bulan depan kita sudah meletakkan batu pertama dan pengurusan izin sedikit kita revitalisasi karena mengutamakan aset yang sudah ada dan kawasan yang sudah ada izin lingkungannya," katanya. Ia menargetkan operasional pabrik bisa dimulai sebelum akhir tahun ini.
Selain industri minyak goreng, PT Flora Agung juga berencana menggandeng Pemerintah Aceh untuk menjajaki peluang kerja sama di sektor agribisnis, termasuk kelapa sawit, jagung, persawahan, serta peternakan ayam, kambing, dan sapi.
Chief Operating Officer (COO) PT Flora Agung Grup, Zia Muuhammad, dan Chief Business Development (CBD), Muhammad Iqbal, turut hadir mendampingi Ivan dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga :
Demi Tingkatkan Nilai Tambah, Pemerintah Aceh Siapkan Komoditi
Perkebunan Dari Hulu Hingga Hilir
Mewakili Pemerintah Aceh, Asisten I Sekda Aceh, Azwardi Abdullah, menyambut baik rencana investasi ini. Ia menilai langkah tersebut sebagai bentuk nyata kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Aceh yang kian kondusif.
"Ini menjadi diskusi dan harmonisasi bersama menyambut investor, tentu ini harus dipersiapkan dan menjadi tugas masing-masing pihak," kata Azwardi.
Pemerintah Aceh, lanjut Azwardi, juga akan memberikan kemudahan dalam perizinan, khususnya bagi sektor-sektor prioritas seperti pengolahan minyak goreng dan kelapa sawit.
"Mudah-mudahan data awal yang kita sampaikan akan dijadikan acuan oleh investor untuk ditelaah yang pada intinya iklim investasi di Aceh sangat bagus dan menjanjikan dan didukung oleh pemerintah," tegasnya.
Investasi ini diharapkan dapat membuka ribuan lapangan kerja baru serta memperkuat posisi Aceh dalam rantai pasok industri minyak goreng nasional. [*]
Tidak ada komentar