Teknologi Informasi untuk Adaptasi Penyuluhan Pertanian Hadapi New Normal Covid-19
![]() |
Qq Irma Lq, mahasiswi UIN Ar-Raniry Jurusan Sosiologi Agama, Sabtu (6/6/2020). |
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama (petani) serta pelaku usaha pertanian agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, pemodalan, teknologi dan sumber daya lainnya sebagai upaya meningkatkan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraanya.
Indonesia tengah berada dalam kondisi sulit. Terdapat banyak perubahan yang terlihat dalam berbagai sektor kehidupan akibat adanya pandemi covid-19. Hal itu menjadikan manusia harus mampu beradaptasi di tengah wabah yang sedang melanda. Berbagai upaya pun kemudian dilakukan untuk menghadapi kondisi ini antaranya dengan melakukan pembatasan sosial dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mengapa dikatakan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat? Hal itu bukan berarti manusia hidup "sembarangan" sebelum terjadinya pandemi covid-19. Melainkan manusia menjadi semakin sadar dan peduli terhadap kebersihan dan kesehatan, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga terhadap orang-orang yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
Kesadaran yang muncul dalam diri masing-masing individu inilah yang nantinya diperkirakan akan menjadi cikal bakal perubahan gaya hidup yang sering disebut dengan "New Normal".
Sektor Pertanian adalah sektor penyangga stabilitas Negara yang tidak boleh berhenti walaupun di tengah kondisi covid-19.
Ketersediaan Pangan menjadi hal sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar tubuh tetap sehat dan imunitas tetap terjaga. Covid-19 adalah virus yang mengubah sendi-sendi kehidupan manusia dalam waktu singkat. Menghadapi kondisi ini seorang penyuluh harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan kreatif serta melek Teknologi Informasi agar kegiatan penyuluhan tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Hal ini kemudian juga memberi pengaruh terhadap sektor pertanian Indonesia. Salah satu sektor yang hampir tidak terhambat perjalanannya selama pandemi covid-19 karena memang dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup orang banyak.
Presiden Joko Widodo mengintruksikan semua Kementerian dan lembaga negara untuk memprioritaskan kebutuhan bahan pokok sebagai pasokan masyarakat selama proses pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Meskipun stok di Bulog mencukupi dan di bulan April masih ada panen raya, namun presiden tetap meminta agar jajarannya terus memberi kepastian ketersediaan dan stabilitas harga barang-barang kebutuhan pokok lain yang diperlukan masyarakat.
Menindaklanjuti hal ini, Menteri Pertanian dalam berbagai kesempatan juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat-lipat. Apalagi, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.
Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor.
Kondisi ini membawa konsekuensi kepada petani untuk tetap bekerja dan berusaha agar produksi pangan tetap terjaga sehingga ketersediaan dan stablitas barang kebutuhan pokok terjamin. Penyuluh pertanian juga menjadi garda terdepan mendimpingi petani dan memastikan bahwa para petani telah bekerja untuk menghasilkan bahan makanan pokok. Setiap hari penyuluh pertanian berinteraksi dengan para petani untuk melakukan penyuluhan dan pendampingan.
Tugas penyuluh lapangan adalah berperan memfasilitasi proses belajar para petani. Penyuluh lapangan membimbing petani dan pelaku usaha pertanian mengakses pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya. Semuanya berupaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha dan penghasilan mereka.
Dalam kondisi wabah covid-19 yang terus menyebar, mengharuskan penyuluh pertanian berhati-hati saat melaksanakan tugasnya. Sarana yang paling efektif dalam melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada petani adalah dengan melakukan kunjungan dan tatap muka.
Dengan tatap muka penyuluh pertanian dapat dengan leluasa melakukan penyuluhan dan pendampingan. Petani dengan mudah bisa berdialog dan bertanya kepada penyuluh pertanian tentang usaha tani yang sedang dilakukannya.
Namun tatap muka ini adalah cara yang paling beresiko terhadap penularan virus. Untuk itu, kalaupun terpaksa harus melakukan tatap muka, maka harus menerapkan social distancing dan physical distancing (menjaga jarak sosial dan fisik). Selain itu juga tidak perlu melakukan kontak secara fisik.
Cara yang lebih aman adalah penyuluh pertanian tidak berinteraksi langsung dengan petani, tetapi dengan teknologi informasi. Penyuluh pertanian bisa berkomunikasi dengan petani dengan menggunakan aplikasi whatsapp, skype, line dan aplikasi sejenisnya. Selain itu petani bisa diarahkan untuk mengakses situs yang berisi tentang teknologi pertanian.
Saat ini situs online tersebut bisa dalam bentuk web, youtube dan instagram, maupun aplikasi-aplikasi pertanian yang sekarang sudah banyak diciptakan. Dengan mengakses situs-situs tersebut, diharapkan petani mendapatkan informasi baru, baik di bidang teknis, sosial maupun ekonomi pertanian.
Namun sarana tersebut terkendala dengan masih sedikitnya petani yang mempunyai perangkatnya (HP android dan sejenisnya). Selain itu masih banyak petani yang gaptek (gagap teknologi). Sehingga masih perlu pendampingan dari penyuluh dan petani atau pengurus Kelompok Tani/ Gapoktan yang sudah menguasai teknologi informasi.
Melalui sarana ini, penyuluh pertanian bisa menyampaikan informasi teknologi pertanian dan informasi pertanian lainnya kepada pengurus Poktan/ Gapoktan atau petani yang sudah menguasai teknologi informasi.
Kemudian pengurus atau petani tersebut menyampaikannya kepada petani lainnya yang belum menguasasi teknologi informasi. Namun interaksi antara petani tersebut juga harus memperhatikan social distancing dan physical distancing agar tidak menjadi sarana penularan covid-19.
Meskipun tetap fokus untuk bisa menghasilkan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, yang lebih penting adalah bahwa penyuluh pertanian dan petani memperhatikan masalah kesehatan. Sehingga saat kesehatan terjaga, produksi pangan akan tersedia.
Orang-orang tetap menjalankan aktivitas seperti biasa namun dengan menerapkan protokol kesehatan. Kebiasaan-kebiasaan hidup sehat selama masa pandemi covid-19 seperti sering mencuci tangan, memakai masker, mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan lain sebagainya akan menjadi suatu hal yang lazim mereka lakukan dan mungkin akan sulit dilepaskan di masa yang akan datang pasca pandemi covid-19.
Orang-orang yang mulai terbiasa mengkonsumsi makanan sehat akan mampu meningkatkan permintaan produk-produk pertanian, khususnya produk pertanian organik. Pengembangan produk pertanian organik ini sebenarnya sudah lama diperbincangkan.
Salah satu bentuk nyata pengembangan produk organik adalah dengan dibudidayakannya beras organik dan sayuran organik. Namun keberadaannya memang masih sangat minim untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Hal ini kemudian menjadi tantangan baik bagi para peneliti maupun para pengambil kebijakan. Bagaimana caranya agar produk-produk organik itu bisa dikembangkan dengan skala besar dan pertanian bisa menyediakan untuk memenuhi kebutuhan pasar pasca pandemi covid-19. Begitu terbukanya peluang pertanian untuk berkembang di masa depan.
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi berhenti. Begitu pula kegiatan pengolahan tanah, tanam hingga panen oleh petani harus tetap berlangsung di tengah pandemi global Covid-19.
Di saat kondisi sulit seperti ini, penyuluh pertanian tidak boleh melupakan tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh lapangan. Pelaksanaan kunjungan dan penyuluhan ke petani tetap dilaksanakan.
Penyuluh harus selalu memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan: cuci tangan tiap 30 menit, physical distancing jaga jarak 1-2 m, selalu menggunakan masker, tidak mengadakan pertemuan lebih dari 5 orang dalam satu tempat.
Tidak kalah pentingnya adalah selalu mengajari petani untuk memanfaatkan teknologi informasi melalui media internet. Komunikasi antara petani dengan penyuluh dapat dilakukan melalui; telepon, sms, whatapps, facebook, instagram dan media sosial lainnya.
Penyuluhan tidak boleh terganggu apalagi berhenti. Keberhasilan di bidang pertanian tak lepas dari dukungan para penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam pembangunan dan pengembangan pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan.
*Penulis adalah mahasiswi UIN Ar-Raniry, Jurusan Sosiologi Agama.
Tidak ada komentar