Pancasila dan Sikap Warga Aceh Terhadap Rohingnya

Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara. Foto: Rahmat/Antara.
Oleh: Wiwin Triana Santi 

Sebelumnya diberitakan bahwa 94 warga Rohingya terdampar di perairan Seunuddon, Aceh Utara. Kemudian TNI AL, Polairud dan Imigrasi lalu menarik mereka ke perairan Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

Sikap kemanusiaan warga Aceh yang menyelamatkan Rohingya yang terdampar mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas.

“Saya tidak tahu akan berkata apa, tapi yang jelas apa yang mereka lakukan adalah sangat-sangat luhur dan benar-benar menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia tidak hanya bagi yang ada di negeri ini tapi untuk seluruh umat manusia di dunia.

Terima kasihku untukmu wahai sudara-saudaraku dari Aceh yang tidak terhingga karena engkau telah mengajari kami bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat dalam sila pertama dan kedua dari Pancasila” ungkap Abbas melalui keterangannya pada Sabtu (27/6/2020).

Negara Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebagai sumber dari segala sumber hukum dasar nasional. Keberadaan Pancasila bukan hanya sebagai simbol, tetapi kita juga harus paham apa makna dari setiap sila, dan mengamalkan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila.

Kita harus memiliki sikap kemanusiaan, saling mencintai sesama manusia, gemar menolong orang lain, tidak membeda-bedakan, serta bersikap sopan santun terhadap orang.

Seperti hal nya Lambang Rantai disusun atas gelang-gelang kecil mencerminkan sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusaan yang Adil dan Beradab” dengan jumlah 17 saling menyambung. Lambang tersebut menandakan hubungan manusia yang saling membantu satu sama lain.

Menurut Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi sejauh ini memang Indonesia tidak meratifikasi Konvensi 1951 dan protokol 1967 tentang pengungsi internasional yang mengharuskan negara tujuan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi di wilayahnya. 

Dengan begitu Indonesia bisa saja tidak menerima kedatangan para pengungsi, namun menurutnya, masyarakat Aceh mengutamakan empati dan rasa kemanusiaan.

Jauh sebelum itu, pada 2015 silam, kapal yang bermuatan pengungsi Rohingya yang lari akibat konflik kemanusiaan juga sampai ke Aceh. ACT menyiapkan Hunian Nyaman Terpadu (ICS) untuk mereka. Hingga kini ICS masih digunakan untuk lokasi karantin masyarakat yang terkena COVID-19.

Kita sebagai manusia selaku makhluk sosial yang hidup saling ketergantungan, saling membutuhkan satu sama lain harus saling menjaga. 

Islam mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong terhadap sesama muslim, hal tersebut jelas tertulis dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kita harus tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

*Penulis adalah mahasiswi UIN Ar-Raniry 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.