Jelang 17 Agustus Pegiat Tanaman Hias Julok Rayeuk Utara Panen Pembeli



Oleh: Nisa Aulia

Perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya wabah virus Corona belum juga usai sudah hampir setengah tahun ini.bahkan belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Oleh sebab itu himbauan agar tidak berkerumun masih saja dianjurkan kepada masyarakat luas.

Menyetujui himbauan pemerintah, Kepala Direksi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN 1 Unit Julok Rayeuk Utara Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur mengumumkan kepada seluruh  warga perkebunan agar mulai berkebun di pekarangan rumah sendiri dalam rangka menyambut perayaan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. 

Tak hanya itu, bahkan kegiatan berkebun di pekarangan rumah ini akan dijadikan ajang perlombaan menyambut hari kemerdekaan. Wah seru sekali pastinya ya.




Tak hanya tanaman keluarga seperti jahe, kunyit, sereh, jeruk nipis dan tanaman-tanaman obat lainnya. Kini tanaman hias seperti segala macam jenis bunga menjadi buruan masyarakat. Keindahan yang dihasilkan begitu menarik perhatian bagi siapapun yang melihatnya. 

Pantas saja masyarakat lebih suka membudidayakan tanaman hias daripada tanaman obat-obatan lainnya. Padahal jika dilihat dari segi kandungan, tanaman obat-obatan lebih banyak manfaat mengingat wabah virus Covid-19 masih saja menyebar luas. Walaupun begitu tanaman obat dan rempah-rempah juga tidak ditinggalkan warga.

Warga desa perkebunan Julok Rayeuk Utara sangat antusias melaksanakan intsruksi kepala direksi dan jajarannya. Kini semua rumah sudah tampak asri dengan berbagi macam tanaman hias yang disusun rapi. Rak-rak bunga yang dipajang pun tak mau kalah, berbagai macam bentuk dan model disusun rapi mengikuti pola pot bunga yang akan diletakkan.

Semua kreasi dan inovasi warga ikut tertantang dalam ajang perlombaan ini. Rumah sederhana yang awalnya tampak biasa saja kini sudah terlihat indah, asri dan mewah dengan warna-warni bunga dan pernak-pernik pendukungnya.

Variasi harga bunga yang ditanam warga juga beragam. Mulai dari harga lima ribu rupiah sampai puluhan ribu rupiah. Ukuran, model dan jenisnya juga beragam, ada jenis bunga yang dibonsai seperti bunga bougenfil (bunga kertas), bunga kamboja, dan bunga pucuk merah.

Ada bunga gantung seperti bunga tapak dara, bunga Anggrek, bunga krokot dan terakhir bunga yang diletakkan dirak-rak bunga biasa seperti bunga lidah mertua (sansivera), bunga Jamaica, bunga keladi, bunga mawar, Bunga kaktus juga bunga jenis aglonema yang kini sedang banyak diminati dan harganya pun sudah melambung tinggi sampai jutaan.

Yasmini, adalah salah satu penggiat dan penjual tanaman hias di desa Perkebunan Julok Rayeuk Utara. Ia memulai usaha tanaman hias ini pada akhir bulan Juni tahun 2020 lalu. Mempunyai hobi berkebun adalah pemacu utama Yasmini memulai usaha bunga yang sedang beliau tekuni.

Kini tahun 2020 dinamakan tahun bunga, pasalnya setiap warga sibuk mencari kegiatan-kegiatan positif selama di rumah saja, salah satunya adalah berkebun. Hal itu tidak terlepas dari kebiasaan warga  setempat semenjak pandemic Covid-19 melanda.

Jenis bunga yang dipasarkan Yasmini pun beragam, yang paling dominan adalah jenis bunga mawar dan bougenvil (bunga kertas), tergantung permintaan para pembeli. Yang lebih menarik lagi, para pembeli dibolehkan memesan bunga sesuai keinginan mereka seperti jenis, warna, model pot, bahkan harganya juga dapat disesuaikan dengan kantong pembeli.

Keuntungan yang didapat Yasmini juga lumayan besar, “Alhamdulillah selalu habis terjual tiap kali datang barang baru. Bunga yang sudah terjual juga lumayan, sekitar 100 polybag” tutur Yasmini.

Berbeda dengan Yasmini, tidak semua warga berburu bunga dengan cara membeli, banyak juga yang mulai mandiri membudidayakan segala macam tanaman di pekarangan rumah sendiri. Sebut saja seperti Nurbaiti.

Tidak hanya
tanaman bunga (florikultura) tetapi tanaman sayuran (olerikultura) dan tanaman obat-obatan (biofarmaka) juga menjadi prioritas dalam berkebun. Dulu beliau hanya memproduksi untuk dikonsumsi sendiri dan tidak untuk dipasarkan, namun sekarang setiap kali panen ia mulai memasarkan hasil kebunnya bahkan beliau juga membagi-bagikan kepada warga sekitar secara suka rela. jiwa bermasyarakat beliau patut diacungi jempol, sebab semua orang sudah merasakan hasil kebun beliau.

Kini perayaan menjelang 17 Agustus tahun ini semakin meriah, setiap orang bisa memanjakan mata dengan keindahan bunga-bunga para warga. Sejak tanggal 1 Agustus 2020 lalu, warga desa sudah berbondong-bondong memasang bendera merah-putih di depan halaman rumah masing-masing.

Tak kalah meriah, warga juga sepakat untuk memasang umbul-umbul secara bersamaan. Semua warga saling bantu-membantu untuk menaikkan umbul-umbul di sepanjang jalan desa. Pagar putih masing-masing rumah juga menambah keindahan desa ini. Lengkaplah sudah, kini warga desa perkebunan Julok Rayeuk Utara sudah siap menyambut perayaan hari kemerdekaan Negara Indonesia.

Masa pandemic Covid-19 yang tengah melanda tiap sudut negeri tak membuat semangat warga desa luntur. Bahkan perayaan kemerdekaan tahun ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Indonseia harus tetap bangkit ditengah keterpurukan negeri, semangat juang rakyat-rakyat adalah pemacu utamanya. Mari bersama kita bangkitkan nilai juang bumi pertiwi.

*Penulis adalah mahasiswi di UIN Sumatera Utara.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.