Jangan Salah Finalkan Cawagub, PNA Bisa Ditinggalkan Rakyat

 


*Untuk Kebutuhan Aceh, Muhammad Nazar Paling Ideal

Banda Aceh - Dorongan masyarakat terkait pengisian sisa jabatan wakil gubernur Aceh terus berdatangan. Gubernur Nova Iriansyah dan partai-partai pengusung wajib menindaklajutinya segera. Warga yang nongkrong di warung kopi hingga pengamat sudah berkali-kali memberi saran. Bahkan ada yang dari berbagai komponen di luar Aceh.

“Artinya bahwa Aceh itu sangat penting dan wagub itu sangat penting. Tetapi jangan sekedar mengisi dengan figur yang tidak layak. Sekalipun dari kader internal partai pengusung atau keluarga dekat para pimpinan partai pengusung, jangan dipaksakan jika tidak memenuhi syarat, apalagi sisa masa jabatan tidak lama dan tidak boleh untuk coba-coba sekedar hawa keu jabatan,”  kata Munawar yang terkenal dengan panggilan Siwah Syekh, seorang loyalis Irwandi.

Kepada wartawan, Rabu, 3 Februari 2021 melalu pesan WhatsApp, Munawar melanjutkan, sekarang yang nampak cukup serius melakukan proses pengusungan calon wagub pengganti itu adalah PNA, salah satu partai pengusung Irwandi-Nova pada Pilkada 2017.

“Ada tiga nama figur yang dibursakan PNA, yaitu Muhammad Nazar mantan wagub Aceh dan Ketua Umum Partai SIRA, Muharuddin mantan anggota DPRA dan Muhammad MTA salah satu pengurus PNA yang juga eks kader partai SIRA. Dari ketiganya yang paling layak dari segala sisi adalah Muhammad Nazar mantan wagub, dan publik tahu itu. Juga publik Aceh yang ada di Aceh maupun luar Aceh semuanya menginginkan Muhammad Nazar,” tandasnya.

Loyalis Irwandi asal Bireuen yang berperan sebagai Ketua Tim  Pencitraan Irwandi Yusuf sewaktu Pilkada 2017 itu menerangkan, memang idealnya mantan wagub Muhammad Nazar seperti yang diinginkan masyarakat. Warga Aceh hingga pengamat sudah mengetahui dari dulu jika beliau itu memang layak untuk mengisi pos jabatan wagub Aceh.

“Saya selalu memantau respon publik hingga ke warung kopi, kalangan kader PNA sendiri, kader partai-partai lain juga hingga masyarakat awam, mantan berbagai tim relawan Irwandi-Nova dan pengamat. Semuanya menilai pos jabatan wagub yang masanya tersisa tidak terlalu lama lagi, memang mesti diisi oleh figur sekaliber Muhammad Nazar,” jelas Siwah Syekh.

“Saya sendiri sebagai salah seorang yang sangat aktif memenangkan pasangan Irwandi-Nova dalam Pilkada 2017 lalu juga sepakat. Maka PNA hendaknya segera memfinalkan saja nama figur yang terkenal hingga di luar negeri itu, yaitu bang Muhammad Nazar sebagai kandidat tunggal. Untuk apa buang-buang waktu lagi sedangkan sisa jabatan tak terlalu lama, dari semua nama yang beredar hanya bang Nazar yang cocok untuk pos sisa masa jabatan itu,” tegasnya lagi.

“Jika saja PNA salah memfinalkan nama tunggal, apalagi kalau sempat tiba-tiba ada figur lain di luar tiga nama yang sudah direkom itu dicalonkan dan difinalkan, maka hal itu akan merugikan PNA sendiri. PNA bisa ditinggalkan masyarakat. Konsistensi dan komitmen PNA dalam berpolitik sedang diuji dalam hal ini,” Siwah Syekh mengingatkan.

Lebih jauh ia menyatakan,  figur tokoh Muhammad Nazar mantan wagub dan aktifis pejuang yang telah berjasa untuk Aceh itu, kelayakannya bukan saja dari sudut pandang kemampuan, pengalaman, jasanya dalam perjuangan dan kesuksesannya selama menjadi wagub yang mendampingi bang Irwandi dulu. Namun peran bang Nazar serta jaringannya, dengan strateginya sendiri yang telah ikut memenangkan pasangan Irwandi-Nova pada Pilkada 2017, juga menjadi penting. Artinya beliau itu bukan orang luar, tetapi memiliki kontribusi lebih dalam memobilisasi suara maupun dukungan material.

“Hingga kini saya masih sangat loyal dengan mantan gubernur Irwandi Yusuf, maka wajib saya kasih saran. Terlebih lagi PNA sendiri melalui Sekjennya Miswar Fuady telah mempublikasikan ke media massa minggu lalu terkait rencana finalisasi cawagub dari PNA dengan sinyal bahwa PNA akan mengutamakan yang telah berpengalaman dan layak dari segala sisi.

Jadi jangan sampai yang akan ditetapkan dalam keputusan final adalah figur yang tak layak. Apalagi jika tiba-tiba ada nama lain di luar tiga figur itu yang ditetapkan, maka percayalah PNA akan rugi, rakyat dan pembangunan juga rugi, lalu PNA bisa ditinggalkan orang,” saya ingatkan, katanya.

Menurut Siwah Syekh lagi, bang Irwandi sendiri sebagai ketua umum PNA dari awal telah berupaya agar figur yang mengisi jabatan itu haruslah yang layak dan mampu. Orang-orang salut kepada Bang Irwandi selaku ketua PNA karena keluarganya sendiri dilarang merebut pos wagub itu. Bahkan dari kalangan internal PNA-pun, karena belum ada yang layak untuk jabatan itu, beliau larang.

“Bang Wandi adalah seorang politisi demokratis dan apalagi secara hukum juga tak wajib seorang kandidat wagub harus berasal dari partai pengusung. Itu sudah tepat, sebab jabatan dalam sistim demokrasi dimanapun bukanlah warisan untuk keluarga maupun partai-partai politik. Komitmen ini akan dilihat publik tentunya. Kita sepakat dengan prinsip itu, haruslah yang layak dari segala sisi dan mampu membangun Aceh bersama gubernur Nova Iriansyah. Bukan karena partai pengusung dan bukan keluarga,” sarannya menutup pendapatnya kepada wartawan.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.