Bus Aceh Menjadi Transportasi Primadona

 

Foto: Grup Pecinta Bus

Oleh: Barlian AW

Bus mewah Aceh yang melintasi jalan  provinsi di Sumatera dan kota-kota di Pulau Jawa kini di masa Pandemi Covid-19 menjadi primadona pilihan masyarakat selama melakukan perjalanan melintasi berbagai daerah tanpa perlu menunjukan Sertivikat Vaksin, maupun hasil Swab Antigen, PCR.

Penggunaan transportasi umum seperti bus Aceh  menjadi pilihan bagi masyarakat dari luar daerah yang ingin menuju Sumatera lebih cenderung menggunakan moda angkutan bus dari pada pesawat, karena tidak perlu menunjukan Sertivikat Vaksin, maupun hasil Swab Antigen, PCR.

Bus Aceh seperti Sempati Star, Putra Pelangi dan Kurnia yang dulu hanya melayani rute dari kota-kota sepanjang utara, timur, dan kawasan Aceh menuju Medan kini rute perjalanan bus Aceh sudah melintas di berbagai daerah.

Armada yang berbasis di Banda Aceh dan Sigli itu kini telah menjelajahi provinsi Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan lintas Jawa meliputi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Solo.

Bus Aceh lebih menarik perhatian publik dan cukup banyak peminatnya, bus Aceh menjadi pelopor penggunaan  jenis tronton dan double decker.

Jauh sebelumnya bus Aceh PMTOH dan ARS telah melintas hingga ke Solo, Tasikmalaya, Bandung dan Jakarta sebagaimana halnya bus ATS (Aceh Transport), tahun 1976, tidak banyak bus asal Aceh yang melintasi Jawa, kemudian dibentuk sebuah grup bus bernama Sanutra (Satu Nusa Trasport) gabungan bus dengan trayek terjauh dari Banda Aceh ke Denpasar Bali.

Sebagaimana daerah lain, banyak PO (Perusahaan Otobis) yang timbul dan tenggelam. Beberapa bus yang melintasi jalan Aceh adalah bus asal Sumut dengan status bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi).

Bus AKAP yang saat ini tidak terlihat lagi diantaranya; PAT (Pengangkutan Aceh Timur), Tenaga Desa, Anda Andika, ABADAS, KMB (Kesatuan Motor Bireuen), PMB  ( Persatuan Motor Bireuen), KMB  (Kami Maju Bersama), Nasional, Tramindo (Transportasi Aceh Medan Indonesia), ADT (Aceh Deli Transport), DAT (Deli Aceh Transport), ATRA (Auto Transport Aceh).

*Penulis adalah budayawan Aceh, pernah aktif di BRR NAD-Nias

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.