Strategi Komunikasi dalam Mengembangkan Destinasi Baru Taman Krueng Langsa
Melalui strategi komunikasi kawasan Krueng Langsa sebagai satu kawasan baru menurut Iskandar, S. Sos, M. Si Pakar Pariwisata Aceh sangat tepat untuk dijadikan Water Front City Kota Langsa, melalui strategi komunikasi, pesan yang disepakati dapat memberi kesepahaman dalam skala pengembangan kawasan destinasi, sehingga pengunjung kawasan wisata baru Krueng Langsa nantinya memperoleh pengaruh sehingga minat dan kemauan berwisata menjadi nyata.
Di hadapan 62 peserta Lokakarya dan kegiatan Vocational Training dari unsur Kelompok Pemanfaatan dan Pemelihara (KPP) disampaikan berbagai potensi dari hasil dibangunnya Kawasan Krueng Langsa berupa Taman Krueng Langsa.
Pemanfaatan strategi komunikasi sebagai promosi, namun perlu konten yang relevan dalam memunculkan informasi ke publik bahwa adanya kawasan Krueng Langsa yang hendak dikembangkan, sebagai konten yang bernilai dan bermakna, perlu digarap strategi telling story sehingga dikenal dengan baik kawasan wisata dimaksud.
Mengenal Kawasan Taman Krueng Langsa, Dulu dan Kini
Sebelum dibangun, kawasan Taman Krueng Langsa merupakan pemukiman kumuh, hadirnya proyek peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh Kota Langsa Kawasan Krueng Langsa, 2021 rampung dilaksanakan dengan nilai kotrak Rp.12 Milyar.
Awalnya lokasi proyek Taman Krueng Langsa sebelumnya berdiri
rumah warga, oleh Pemko kemudaian ditata, rumah warga dipindahkan ke Kawasan
Gampong Timbang Langsa, Kec. Langsa Baroe menempati rumah layak huni yang
dibangun Pemko Langsa.
Krueng Langsa yang diubah menjadi taman terletak di lingkungan Rumah Potong, Gampong Teungoeh, Kec. Langsa Kota, hadirnya proyek pembuatan Taman oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dibawah Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Aceh, Staker Pelaksanaan Kawasan Pemukiman.
Warga menganggap Taman Krueng Langsa ini ketika selesai
dibuat akan terlihat lebih bagus dan indah dari taman yang ada di sekitar Kota
Langsa, melalui adanya taman tersebut nantinya akan ada dampak
penambahan penempatan ekonomi warga sekitar.
Penataan kawasan Sungai Krueng Langsa menjadi prioritas mengingat permasalah pokok berupa ketidakteraturan bangunan, jaringan jalan yang rusak, sanitasi yang buruk, lahan ilegal ditempati warga, bahkan lingkungan permukiman yang kumuh yang berdampak bencana banjir ketika musim hujan.
Pemko Langsa menyediakan lahan seluas 14,18 hektar di Gampong Timbang Langsa dihibahkan seluas 10 x 15 meter per Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah masing-masing; Dusun Jawa Baru 54 KK, Dusun Amaliah 20 KK, Dusun Asga 14 KK dan Dusun Jawa Belakang I (Tanjung Putus) 115 KK. Hal ini tentunya agar masyarakat mendapat kepastian bermukim menempati lahan yang telah dihibahkan dengan pembuktian sertifikat.
Dalam hal
pengadaan sertifikat, pemko berkolaborasi dengan ATR-BPN Kota Langsa melalui
Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), dimana ATR-BPN melalui dukungan pengadaan sertifikat
gratis untuk 250 KK yang akan bermukim di permukiman baru Gampong Timbang
Langsa.
Dukungan
juga datang dari Kementrian PUPR melalui Program DAK integrasi yang memilih Kota Langsa sebagai salah satu kota pilot
project dari 11 kota di seluruh Indonesia melalui hasil
seleksi nasional.
Warga Langsa yang memanfaatkan Taman Krueng Langsa menyebutkan
sejak dibuka, anak-anak warga yang dibawa ortang tuanya memanfaatkan taman
untuk mengembangkan kreasinya dalam bermain aneka permainan.
Strategi Komunikasi Siasati Pengembangan Kawasan Wisata Baru
Perkembangan Skala Kawasan Krueng Langsa merupakan aspek keberlanjutan pembangunan di Kota Langsa, Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Skala Kawasan - Krueng Langsa, Kota Langsa perlu mengetahui relevansi adanya pemanfaatan strategi komuniasi sebagai pilihan upaya pengembangan Taman Krueng Langsa yang telah dibangun.
Melalui upaya pemanfaatan kawasan Taman Krueng Langsa sebagai destinasi wisata baru, penekanan fungsi komunikasi yang dibangun agar menghasilkan perkembangan awal Taman Krueng Langsa, persiapan dan pemenuhan upaya komunikasi destinasi baru tersebut dapat diprogram secara baik.
Strategi pengembangan dan pemanfaatan Taman Krueng Langsa dengan melibatkan berbagai pihak, tidak hanya dari terlaksananya Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), dalam kaitannya dengan membangun dan mengembangkan Taman Krueng Langsa diperlukan sinergisitas para stackholder, utamanya pemerintah harus mengambil peran utama.
Kawasan wisata yang ingin dibangun dengan pola relasi, keseluruhan, baik dengan UMKM, Media, Pergurutan Tinggi, Lembaga Keuangan Mikro, seluruhnya untuk membina dan membangun kawasan wisata, berbagai upaya yang dapat disokong dari pengusaha wisata lokal-nasional.
Untuk membangun kota, tidak dapat dibangun hanya dengan mengandalkan dana APBD belaka, perlu juga ditopang dengan mengundang investor yang realistis, kehadiran kawasan wisata juga mampu memberikan kesempatan yang luas bagi pengembang luar daerah.
Kendala dan Tantangan Pengembangan Kawasan Wisata
Korelasi dan kolaborasi berbagai pihak diperlukan agar tidak terjadi kendala dalam pengembangan kawasan juga pemanfaatannya. Termasuk kawasan Krueng Langsa yang nantinya ditetapkan sebagai kawasan wisata baru di Kota Langsa.
Selama Taman Krueng Langsa belum diserahkan kepada desa setempat, pemeliharan dan pemanfaatan Taman Krueng Langsa perlu ditelaah secara objektif, sehingga bangunan kawasan masih menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat desa setempat hanya diperbolehkan memanfaatkan dan diharapkan sebagai penjaga.
Strategi perlu dibangun dari Pemerintah Kota Langsa dengan Gampong/desa lokasi Taman Krueng Langsa, upaya menghadapi tantangan pengembangan kawasan wisata baru dapat disikapi secara menaati peraturan skala kawasan, regulasi penetapan kepemilikan lahan dan peraturan lainnya sehingga di dalam penerapan kebijakan pengembangan Taman Krueng Langsa tidak menghadapi kendala.
Tidak ada komentar