Pj Gubernur Safrizal: Akademisi Berperan Kunci dalam Pembangunan Aceh

Pj Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., memberi sambutan pada Sidang Terbuka Senat Akademik USK dalam rangka Pengukuhan Profesor, di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu (5/2/2025). (Foto: Humas Pemprov Aceh).
Pj Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., memberi sambutan pada Sidang Terbuka Senat Akademik USK dalam rangka Pengukuhan Profesor, di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu (5/2/2025). (Foto: Humas Pemprov Aceh).

Pj Gubernur Aceh Safrizal menekankan pentingnya peran akademisi dalam pembangunan Aceh, khususnya dalam sektor ekonomi dan kesehatan, saat menghadiri pengukuhan lima guru besar baru USK.

Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA., M.Si., menegaskan bahwa pembangunan Aceh membutuhkan kontribusi nyata dari kalangan akademisi, terutama dalam merumuskan kebijakan ekonomi dan kesehatan.

Hal tersebut disampaikan dalam acara pengukuhan lima guru besar baru Universitas Syiah Kuala (USK) yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, pada Rabu, 5 Februari 2025.

Baca Juga:
Pj Gubernur Aceh Rekomendasikan Teuku Abdul Hamid Azwar sebagai Pahlawan Nasional

Lima akademisi yang dikukuhkan sebagai guru besar baru USK adalah Prof. Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F(K)., Dipl.BE., Prof. Dr. Taufiq C. Dawood, S.E., M.Ec.Dev., Prof. Dr. Nadirsyah, S.E., M.Si., Ak., Prof. Dr. dr. Zinatul Hayati, M.Kes, Sp.MK.(K), dan Prof. Mirza Tabrani, S.E., MBA., DBA.

Dalam sambutannya, Safrizal mengapresiasi kiprah USK dalam mendukung pembangunan Aceh, terutama melalui riset dan pengabdian kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa sektor ekonomi dan kesehatan harus mendapat perhatian lebih, mengingat kedua bidang ini merupakan pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.

"USK telah banyak berkontribusi bagi pembangunan Aceh melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Saya berharap semangat ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga kampus ini semakin berkembang dan diakui di tingkat nasional maupun internasional," ujar Safrizal, seperti di kutip koranaceh.net.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa peran akademisi sangat dibutuhkan dalam perumusan kebijakan ekonomi. Menurutnya, tanpa kajian ilmiah yang matang, pembangunan ekonomi Aceh berisiko berjalan tanpa arah.

Baca Juga:
Pj Gubernur Safrizal Resmikan Rehabilitasi Payung Elektrik dan Lantai Masjid Raya Baiturrahman

"Ekonomi Aceh tidak bisa dibiarkan berjalan tanpa arahan yang jelas. Pemerintah membutuhkan masukan luar biasa dari para akademisi untuk memastikan kebijakan yang diambil benar-benar berdampak bagi masyarakat. Pemerintah yang tidak melibatkan akademisi dalam proses pengambilan keputusan akan berjalan tanpa arah," tegasnya.

Tak hanya itu, Safrizal juga menekankan pentingnya peran akademisi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Ia menggarisbawahi bahwa solusi untuk mengurangi angka kemiskinan harus berbasis pada data dan riset yang komprehensif.

"Lewat kajian ilmiah, kita bisa memprediksi langkah-langkah strategis yang harus diambil pemerintah, terutama dalam hal pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Di bidang kesehatan, Safrizal mengingatkan bahwa meskipun alokasi anggaran kesehatan dalam APBA cukup besar, dampak yang dihasilkan harus terus dievaluasi.

Baca Juga:
Pj Gubernur Safrizal Apresiasi Peran Norwegian Red Cross dalam Rekonstruksi Aceh

"Anggaran kesehatan Aceh adalah salah satu yang terbesar, tapi kita harus bertanya, apakah benar tingkat kesehatan masyarakat kita sudah meningkat? Inilah yang menjadi tantangan bagi para akademisi untuk memberikan masukan, membantu kami mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang efektif," ungkapnya.

Sementara itu, Rektor USK, Prof. Marwan, menyampaikan apresiasi atas pencapaian para guru besar yang baru dikukuhkan. Ia menjelaskan bahwa peningkatan jumlah profesor di USK menunjukkan tren positif dan diharapkan mampu memperkuat ekosistem riset di Aceh.

"Dalam lima tahun terakhir, USK berhasil mengukuhkan lebih dari 100 profesor. Tahun ini, kami menargetkan penambahan 32 profesor baru dari 45 calon yang diusulkan ke kementerian," kata Prof. Marwan.

Dengan tambahan profesor tersebut, jumlah total guru besar di USK akan mencapai 211 orang, mendekati target 10 persen dari total dosen tetap. Selain itu, USK juga berencana mengusulkan 19 calon profesor dan 16 calon lektor kepala pada periode perbaikan usulan jabatan akademik dosen yang dibuka pada 10 Februari 2025.

Baca Juga:
Pj Gubernur dan Ketua DPR Aceh Temui Mendagri Bahas Pelantikan Gubernur Terpilih

Prof. Marwan optimistis bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah profesor, USK akan semakin berperan dalam menghasilkan inovasi dan riset berkualitas tinggi yang tidak hanya bermanfaat bagi dunia akademik, tetapi juga bagi pembangunan Aceh secara keseluruhan.

"Kami optimistis bahwa peningkatan jumlah profesor akan memperkuat ekosistem riset dan inovasi di USK. Para profesor ini diharapkan menjadi motor penggerak kolaborasi riset, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk mendukung visi USK menjadi world class university," ujarnya.

Dengan keterlibatan akademisi dalam berbagai sektor strategis, diharapkan pembangunan Aceh dapat semakin terarah, berbasis pada data dan kajian ilmiah yang kuat, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.[]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.