Indonesia-Arab Saudi Perkuat Kerja Sama Industri, Fokus pada Hilirisasi dan Energi Terbarukan
![]() |
Jajaran Kementerian Perindustrian RI bersama rombongan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi foto bersama usai pertemuan di di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Jakarta, Rabu (16/4/2025). (Foto: kemenperin.go.id). |
Indonesia dan Arab Saudi perkuat kerja sama industri, fokus pada hilirisasi mineral, energi terbarukan, serta pengembangan kawasan dan SDM industri.
koranaceh.net ‒ Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi memperkuat kemitraan strategis di sektor industri lewat pertemuan bilateral antara dua menteri terkait di di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Jakarta, Rabu, 16 April 2025.
Fokus kerja sama diarahkan pada industri petrokimia, hilirisasi mineral, energi baru dan terbarukan, hingga pengembangan kawasan industri.
Pertemuan antara Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef menjadi momentum penting untuk menindaklanjuti kerja sama konkret di bidang ini.
“Hubungan kedua negara terus berkembang, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam perdagangan, investasi, pendidikan, dan kerja sama industri. Kedua negara juga sepakat untuk saling mengisi dan melengkapi kebutuhan di sektor industri,” ujar Agus dalam keterangan resminya.
Baca Juga :
Kemenperin Cetak Tenaga Kerja Industri Kompeten Melalui Pendidikan
Vokasi
Kementerian Perindustrian menilai kolaborasi ini akan membuka peluang besar bagi kedua negara, terutama dalam menciptakan ekosistem industri yang inklusif, berkelanjutan, dan bernilai tambah tinggi. Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah dan pasar tenaga kerja besar, serta kebijakan hilirisasi yang progresif, disebut sebagai mitra ideal dalam agenda diversifikasi industri Arab Saudi.
“Indonesia, dengan potensi sumber daya alam, pasar dan tenaga kerja yang besar, serta komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri, membuka peluang luas untuk kolaborasi yang saling menguntungkan,” kata Agus.
Beberapa sektor yang menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut antara lain industri petrokimia, pengolahan kayu, industri halal, energi baru dan terbarukan (EBT), serta pengembangan kawasan industri. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan alih teknologi juga menjadi bagian dari kerja sama strategis yang akan diformalkan dalam waktu dekat.
“Di sektor petrokimia khususnya, Indonesia masih membutuhkan untuk sektor hilirnya dalam upaya mendukung sektor-sektor turunannya. Apalagi, industri petrokimia merupakan mother of industry selain industri logam. Sementara itu, Arab Saudi ingin bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan hilirisasi mineral untuk juga menjadi pemain global,” ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, Arab Saudi juga menyatakan ketertarikannya untuk mencontoh model pengembangan kawasan industri yang telah diterapkan Indonesia. Saat ini, Indonesia telah mengelola lebih dari 150 kawasan industri aktif di seluruh wilayah, yang menjadi tulang punggung pertumbuhan industri manufaktur nasional.
“Mereka juga akan tukar pikiran dengan Indonesia dalam mengembangkan kawasan industri, di mana Indonesia sudah dapat mengelolanya dengan baik,” tambah Agus.
Kerja sama ini dianggap sejalan dengan visi strategis kedua negara, yaitu Visi Indonesia Emas 2045 dan Saudi Vision 2030, yang sama-sama menekankan transformasi ekonomi berbasis industrialisasi dan inovasi.
Melalui pertemuan ini, Agus menuturkan, hubungan kedua negara agar semakin kuat. Dengan komitmen untuk sinergi yang terarah dan berkelanjutan, "Indonesia dan Arab Saudi dapat membangun kemitraan industri yang strategis," imbuhnya.
Agus menambahkan, realisasi dari kerja sama ini akan dituangkan dalam sebuah nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani dalam waktu dekat. MoU tersebut dirancang fokus pada dua hingga tiga proyek prioritas yang dianggap sebagai “quick wins” bagi kedua negara.
“Di dalam MoU ini tidak akan terlalu luas, kami akan pilih dua atau tiga proyek saja, yang memang quick win dan sama-sama menjadi perhatian bagi Indonesia dan Arab Saudi,” ujarnya.
Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa total nilai perdagangan nonmigas antara Indonesia dan Arab Saudi pada 2024 mencapai USD3,3 miliar, meningkat sebesar 14,5 persen dari tahun 2020. Di sisi lain, realisasi investasi Arab Saudi di Indonesia selama periode 2019–2024 tercatat sebesar USD23,6 juta, tersebar dalam 437 proyek.
“Masih banyak ruang untuk tumbuh bersama. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia menyambut baik peningkatan minat investor Arab Saudi terhadap berbagai sektor strategis di Indonesia, termasuk dalam penguatan ekosistem industri nasional,” tukas Agus. [*]
Tidak ada komentar