Mestinya Tim RPJM antara Lima sampai Lima Belas Orang Saja
![]() |
Ilustrasi. (Foto: istockphoto.com). |
Hamdan Budiman
*Pemred Koran Aceh
Tim RPJM harus berkompeten, berintegritas, dan adaptif untuk memastikan pembangunan efektif, bukan sekadar akomodasi politik.
koranaceh.net ‒ Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan suatu daerah atau negara.
RPJM dirancang untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai visi-misi dan janji-janji politik yang telah disampaikan masa kampanye oleh kandidat kepala daerah terpilih.
Meskipun, dalam implementasinya, RPJM seringkali dihadapkan pada tantangan politik yang kompleks.
Tim RPJM, sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyusun dan mengimplementasikan RPJM, harus mampu menavigasi dinamika politik yang ada.
Mereka harus dapat menyeimbangkan kepentingan politik dengan kebutuhan pembangunan yang lebih luas.
Dalam konteks ini, Tim RPJM harus memiliki kemampuan untuk memahami isu-isu politik yang kompleks dan menemukan solusi yang tepat.
Baca Juga :
Sejarah yang Berulang: Aceh, Palestina, dan Pengkhianatan dalam Konteks
Sejarah
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Tim RPJM adalah akomodasi politik. Dalam proses penyusunan dan implementasi RPJM, Tim RPJM seringkali harus berhadapan dengan berbagai kepentingan politik yang berbeda-beda.
Maka Tim harus dapat menyeimbangkan kepentingan politik dengan kebutuhan pembangunan yang lebih luas, sehingga RPJM dapat diimplementasikan dengan efektif.
Sementara akomodasi politik untuk menjadi anggota Tim RPJM juga dapat memiliki dampak negatif. Jika tidak dilakukan dengan tepat, akomodasi politik dapat menyebabkan kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, Tim RPJM harus dapat menemukan keseimbangan yang tepat antara kepentingan politik dan kebutuhan pembangunan.
Dengan demikian, RPJM dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mencapai tujuan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat selama Lima tahun kepemimpinan kepala Daerah terpilih.
Tim RPJM bertugas menyusun rencana pembangunan jangka menengah yang sesuai dengan visi dan misi gubernur terpilih; mengkoordinasikan dan implementasi rencana pembangunan dengan berbagai stakeholders, seperti pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Juga memantau dan mengevaluasi kemajuan implementasi rencana pembangunan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan demikian, Tim RPJM berperan penting dalam memastikan bahwa rencana pembangunan jangka menengah dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien.
Sedang jumlah anggota Tim RPJM memang dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas isu-isu pembangunan di daerah tersebut. Namun, idealnya komposisi Tim RPJM untuk tingkat provinsi antara 5-15 orang saja.
Baca Juga :
Aceh Dipersimpangan Jalan
Bukan 436 orang seperti yang tercantum dalam Keputusan Gubernur Aceh Nomor 600.1.2/713/2025, ditandatangani Gubernur Aceh, Muzakir Manaf pada Rabu, 23 April 2025 lalu.
Dengan jumlah tersebut, Tim RPJM yang memiliki keahlian dan pengalaman yang beragam bakal dapat bekerja sama secara efektif.
Sementara kalangan yang ideal menjadi anggota Tim RPJM adalah pejabat pemerintah daerah yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang pembangunan, seperti Kepala Dinas, Kepala Badan, atau Staf Ahli Gubernur.
Akademisi; Ahli ekonomi, sosiologi, atau bidang lain yang relevan yang dapat memberikan analisis dan rekomendasi yang berbasis pada penelitian dan data.
Pengusaha lokal yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang ekonomi dan bisnis, yang dapat memberikan perspektif tentang kebutuhan dan peluang pembangunan daerah.
Aktivis organisasi masyarakat sipil yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang pembangunan dan kemasyarakatan, yang dapat memberikan perspektif tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh dan keahlian dalam bidang pembangunan dan kemasyarakatan, yang dapat memberikan perspektif tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Kompetensi yang Dibutuhkan
Agar pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berjalan efektif, diperlukan anggota tim yang memiliki kompetensi yang relevan dan kuat. Pertama, pengalaman di bidang pembangunan menjadi syarat utama.
Anggota tim idealnya pernah terlibat dalam sektor pemerintahan, akademisi, atau dunia usaha yang berhubungan dengan pembangunan. Pengalaman ini penting untuk memahami dinamika, tantangan, dan peluang yang ada dalam proses pembangunan di berbagai sektor.
Selain itu, kemampuan analisis yang tajam juga mutlak diperlukan. Anggota Tim RPJM harus mampu memahami isu-isu pembangunan yang kompleks, mengidentifikasi akar masalah, serta menyusun rekomendasi kebijakan yang tepat dan aplikatif. Analisis yang kuat menjadi dasar dalam menyusun rencana pembangunan yang realistis dan berdampak.
Dalam melaksanakan tugasnya, kerja sama tim menjadi kompetensi yang tidak kalah penting. Anggota Tim RPJM harus mampu berkolaborasi secara efektif dengan anggota tim lain, berbagi informasi, mendukung satu sama lain, dan menjaga keharmonisan dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
Keterampilan ini sangat menentukan kelancaran proses penyusunan RPJM yang melibatkan banyak pihak dan berbagai disiplin ilmu.
Baca Juga :
Kepentingan Politik
Kemampuan komunikasi juga menjadi aspek vital. Seorang anggota tim harus mampu berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari unsur pemerintah, masyarakat sipil, hingga pihak swasta.
Komunikasi yang efektif akan memastikan adanya pemahaman yang sama, mengurangi potensi konflik, dan memperkuat dukungan terhadap program-program pembangunan yang dirancang.
Di sisi lain, integritas dan profesionalisme menjadi fondasi yang harus dimiliki. Anggota tim harus menjunjung tinggi kejujuran, transparansi, dan mengutamakan kepentingan masyarakat luas di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Tanpa integritas, seluruh proses pembangunan berisiko kehilangan legitimasi dan kepercayaan publik.
Seiring dengan perubahan dan dinamika sosial, ekonomi, serta politik, kemampuan adaptasi menjadi keharusan. Anggota Tim RPJM perlu memiliki fleksibilitas dalam menghadapi perubahan situasi, mampu menyesuaikan pendekatan, dan tetap menjaga komitmen terhadap tujuan pembangunan jangka menengah.
Terakhir, penguasaan teknologi yang relevan juga sangat diperlukan. Penggunaan teknologi informasi dalam pengumpulan data, analisis, monitoring, dan evaluasi menjadi bagian penting dari kerja-kerja modern dalam perencanaan pembangunan. Kemampuan ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas tim.
Dengan kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan analisis, kerja sama tim, komunikasi, integritas, adaptasi, dan penguasaan teknologi, anggota Tim RPJM akan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka secara optimal, serta berkontribusi pada terciptanya pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. [*]
Tidak ada komentar