Tiga Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran, SDM, dan Infrastruktur

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Sabtu (3/5/2025). Ia menyebut anggaran, SDM, dan infrastruktur sebagai tiga kunci sukses program Makan Bergizi Gratis. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr).
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Sabtu (3/5/2025). Ia menyebut anggaran, SDM, dan infrastruktur sebagai tiga kunci sukses program Makan Bergizi Gratis. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr).

Program Makan Bergizi Gratis sukses jika tiga aspek utama—anggaran, SDM, infrastruktur—diperkuat, dimulai Agustus 2025.

koranaceh.net Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan tiga faktor krusial yang menentukan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Ketiga faktor tersebut adalah anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur. Penegasan itu disampaikan Dadan dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 3 Mei 2025.

Baca Juga :
KPK Soroti Dugaan Pemotongan Anggaran Makan Bergizi Gratis, BGN Minta Pendampingan

Dalam rapat tersebut, Dadan menjelaskan bahwa persoalan anggaran kini tidak lagi menjadi kendala. Presiden Prabowo telah memastikan penyelesaian aspek pendanaan program MBG secara politis.

“Anggaran tadi sudah disampaikan oleh Pak Presiden bahwa itu sudah diselesaikan secara politis,” kata Dadan.

Namun, tantangan nyata justru terletak pada kesiapan SDM, khususnya tenaga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi ujung tombak implementasi program MBG di lapangan. Hingga saat ini, BGN baru menyelesaikan pendidikan untuk 2.000 tenaga Kepala SPPG, meski enam di antaranya telah mengundurkan diri.

“Kepala SPPG itu adalah Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia. Dan sampai sekarang kita sudah, baru selesai mendidik 2.000 ya dan ada yang mengundurkan diri 6 sehingga SDM-nya baru ada 1.994. Nah untuk mengembangkan pelayanan lebih cepat kita sangat tergantung dari SDM-nya,” jelas Dadan.

Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga tersebut, BGN telah menjalin kerja sama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) guna mendidik 30.000 calon Kepala SPPG dalam gelombang ketiga. Pendidikan ini ditargetkan selesai pada akhir Juli 2025.

“Insya Allah akan selesai di akhir Juli. Nah makanya percepatan akan terjadi dimulai Agustus,” ujarnya.

Baca Juga :
Ketua PKK Aceh Kunjungi Dapur Makan Bergizi Gratis di Lambhuk, Dukung Pemenuhan Gizi Masyarakat

Selain itu, infrastruktur juga menjadi fokus utama penguatan program. Dadan menyebutkan jumlah fasilitas SPPG yang tersedia saat ini masih belum memadai untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, kemitraan dengan pihak-pihak eksternal menjadi penting guna memperluas cakupan layanan.

“Artinya kita harus bermitra seluas-luasnya dengan berbagai pihak,” ungkapnya.

Meski begitu, Dadan mengakui tantangan dalam mengawasi kualitas dan kelengkapan infrastruktur yang disiapkan oleh para mitra. Untuk mengantisipasi potensi masalah, BGN kini sedang menyusun dan mempertajam standar operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan proses seleksi dan supervisi mitra.

“Oleh sebab itu, kami berkumpul sekarang ini untuk mempertajam SOP-SOP terkait dengan penyeleksian-penyeleksian mitra. Dan juga supervisi-supervisi infrastruktur yang harus ada dan akan disiapkan oleh para mitra,” tandasnya.

Program MBG menjadi salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia. Dengan penguatan di tiga aspek utama—anggaran, SDM, dan infrastruktur—pemerintah berharap pelaksanaan program ini akan berlangsung secara masif, terstruktur, dan tepat sasaran. [*]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.