BPMA Dorong Perguruan Tinggi Aceh Siapkan SDM untuk Industri Migas
![]() |
(Foto: HO-BPMA). |
Dengan eksplorasi di tiga blok baru yang berpotensi berlanjut hingga puluhan tahun ke depan, kebutuhan tenaga kerja profesional akan semakin tinggi.
Banda Aceh – Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal, menegaskan bahwa pengembangan industri migas di Aceh harus dibarengi dengan kesiapan SDM lokal.
Saat ini, eksplorasi migas tengah berlangsung di beberapa wilayah baru, yang jika nantinya masuk tahap eksploitasi dan produksi, akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar dengan keahlian khusus.
“Jika di blok baru itu sudah bisa dilakukan eksploitasi dan produksinya bagus, kebutuhan tenaga kerja akan sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan dari sekarang,” kata Nasri dalam keterangan resminya, pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Baca Juga:
Kepala BPMA Lantik Muhammad Makmun sebagai Deputi Dukungan Bisnis
Menurutnya, bekerja di sektor industri migas tidak bisa dilakukan sembarang orang karena membutuhkan sertifikasi keahlian khusus. Oleh sebab itu, perluasan akses terhadap pelatihan dan sertifikasi menjadi penting agar generasi muda Aceh memiliki daya saing yang tinggi di bidang ini.
BPMA telah mengambil langkah konkret dengan menjalin komunikasi bersama beberapa perguruan tinggi di Aceh, seperti Universitas Syiah Kuala, Universitas Teuku Umar, dan UIN Ar-Raniry.
Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan SDM lokal yang siap terjun ke industri migas. Selain itu, beberapa pusat edukasi migas juga telah dibentuk, salah satunya adalah Migas Center di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.
Nasri juga mengungkapkan adanya rencana menjadikan Universitas Teuku Umar di Meulaboh, Aceh Barat, sebagai Migas Lounge, yaitu ruang diskusi bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang tertarik dengan dunia migas.
Selain itu, BPMA juga akan mengirimkan para ahli mereka sebagai dosen tamu di kampus-kampus untuk berbagi wawasan terkait industri migas.
Baca Juga:
KUFPEC Rencanakan Investasi USD 10 Miliar di Sektor Migas Aceh
Sejak 2023, eksplorasi migas masih berlangsung di beberapa titik di Aceh. Tiga kontrak kerja sama baru telah ditandatangani untuk wilayah kerja di Bireun-Sigli, ONWA (Offshore North-West Aceh), serta OSWA (Offshore South-West Aceh) yang mencakup Blok Meulaboh dan Singkil.
Selain itu, Aceh juga memiliki beberapa sumur minyak mature yang masih potensial untuk digarap lebih lanjut.
Nasri optimistis bahwa dengan persiapan yang matang, generasi muda Aceh dapat menjadi pemain utama dalam industri migas di masa depan.
“Dengan persiapan yang dilakukan, kami yakin dalam 30 tahun ke depan anak-anak Aceh sudah berada di level manajerial di industri migas,” ujarnya.
Data BPMA mencatat bahwa selama periode Januari-Desember 2023, realisasi produksi minyak oleh kontraktor kontrak kerja sama wilayah kerja (KKKS WK) Aceh mencapai 1.938 barel minyak per hari (BOPD), atau 103 persen lebih tinggi dari target work plan and budget (WP&B) tahun 2023 yang ditetapkan sebesar 1.889 BOPD.
Sementara itu, produksi gas juga mengalami peningkatan dengan capaian 91,19 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 102% dari target.[]
Tidak ada komentar