Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Tegaskan Komitmen Bersih, Transparan, dan Pro-Rakyat

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, memimpin langsung Rapat Pimpinan dan Arahan Khusus yang berlangsung di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (8/4/2025). Rapat tersebut turut diikuti Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, Plt Sekda Aceh, Muhammad Nasir, serta seluruh kepala dinas di lingkungan Sekretariat Daerah Aceh. (HO-Pemerintah Aceh).
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, memimpin langsung Rapat Pimpinan dan Arahan Khusus yang berlangsung di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (8/4/2025). Rapat tersebut turut diikuti Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, Plt Sekda Aceh, Muhammad Nasir, serta seluruh kepala dinas di lingkungan Sekretariat Daerah Aceh. (HO-Pemerintah Aceh).

Rapat pimpinan Aceh tegaskan arah pemerintahan bersih, transparan & pro-rakyat. Gubernur & Wagub bahas HGU, pertambangan, haji, hingga Otsus.

koranaceh.net – Pemerintah Aceh mempertegas arah dan sikap kepemimpinannya dalam Rapat Pimpinan dan Arahan Khusus yang dipimpin langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, Selasa, 8 April 2025, di Kantor Gubernur Aceh.

Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Fadhlullah, Plt Sekda Muhammad Nasir, serta seluruh kepala SKPA, ditegaskan komitmen untuk menjalankan pemerintahan yang bersih, transparan, dan berpihak kepada kepentingan rakyat.

Baca Juga :
Digitalisasi Reintegrasi: Gubernur Aceh Luncurkan Aplikasi e-Proposal BRA untuk Korban Konflik

Gubernur, yang akrab disapa Mualem, dalam arahannya menekankan pentingnya integritas dan kehati-hatian dalam menjalankan program pemerintahan. Ia menyoroti potensi pelanggaran hukum yang bisa merugikan jalannya pembangunan jika tata kelola tidak dibenahi.

“Kita jangan terjerat hukum, dan saya sendiri tidak mau SKPA dipanggil-panggil karena akan menghambat kerja. Mari kita singkirkan hal-hal yang bisa menimbulkan temuan pada kita,” tegas Mualem di hadapan seluruh jajaran SKPA.

Lebih lanjut, Gubernur juga memberi perhatian khusus pada transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa, terutama di Unit Layanan Pengadaan (ULP), yang selama ini rawan menjadi sorotan hukum. Ia meminta agar sistem pengadaan berjalan secara terbuka dan akuntabel.

Di bidang pertanian dan perkebunan, Mualem menginstruksikan evaluasi ulang terhadap izin Hak Guna Usaha (HGU) kebun sawit yang melebihi ketentuan. Ia menyoroti dominasi pihak luar terhadap kepemilikan lahan sawit di Aceh sebagai masalah serius yang harus segera dibenahi.

Baca Juga :
Gubernur Aceh Terima Hasil Audit Keuangan 2024, BPKP Ingatkan Potensi Risiko dan Dorong Reformasi Pendapatan Daerah

“Banyak perkebunan sawit dikuasai pihak luar Aceh, dan kondisi itu tidak boleh terus dibiarkan,” tegasnya. Ia juga meminta Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk memperketat pengawasan terhadap pelanggaran lahan.

Dalam sektor pertambangan, Gubernur mengungkapkan rencana penyusunan Qanun Pertambangan Rakyat. Menurutnya, tambang rakyat yang dikelola koperasi dan dikenai kewajiban pajak berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang legal dan berkelanjutan.

Mualem turut menyoroti proyek strategis Bendungan Krueng Keuruto yang progresnya masih mandek. Ia mendesak Dinas Pengairan agar segera menertibkan bangunan liar di atas lahan persawahan produktif sebagai bagian dari upaya percepatan pembangunan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Fadhlullah menyoroti persiapan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Ia menyampaikan bahwa Aceh mendapat kuota 36 orang untuk Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD), dan meminta agar pemilihan anggota tim ini ditentukan langsung oleh Pemerintah Aceh.

Baca Juga :
Muzakir Manaf Pimpin Apel Pagi Pasca Idul Fitri, Tekankan Disiplin dan Efisiensi Kerja di Lingkungan Pemerintah

Ia juga menegaskan pentingnya revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), khususnya terkait perpanjangan masa berlaku Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang akan berakhir. “Kita satu kapal yang sama, rakyat Aceh memberi mandat pada kita semua, jadi kekompakan harus sama-sama kita jaga,” ujar Wagub.

Wakil Gubernur juga menekankan pentingnya program kerja SKPA untuk selaras dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur. Ia meminta Bappeda menindaklanjuti potensi kerja sama luar negeri, termasuk hasil kunjungan ke Uni Emirat Arab, agar segera terealisasi dalam bentuk program prioritas.

Plt Sekda Muhammad Nasir, dalam paparannya, menyampaikan bahwa realisasi anggaran triwulan pertama tahun 2025 telah melebihi target. Namun, ia mengingatkan bahwa waktu yang tersisa tinggal sembilan bulan, sehingga dibutuhkan akselerasi kerja dan keselarasan program.

Ia menegaskan, “Pengalokasian anggaran dalam perubahan APBA harus benar-benar mendukung capaian program prioritas pimpinan daerah.” Sekda juga memastikan bahwa tugas para asisten SKPA telah diatur untuk memastikan eksekusi anggaran berjalan tepat sasaran.

Rapat pimpinan ini menjadi penegasan arah pemerintahan Aceh di bawah duet Mualem-Fadhlullah: menata birokrasi dengan disiplin dan integritas, memperkuat kemandirian daerah melalui reformasi agraria dan sumber daya, serta membangun tata kelola yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. [*]

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.